News
Minggu, 2 Oktober 2022 - 19:18 WIB

Dukacita Mengalir dari Dubes Inggris dan Rusia untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Newswire  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tribun penonton Stadion Kanjuruhan usai kerusuhan yang terjadi di stadion itu, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc)

Solopos.com, JAKARTA — Duta Besar Inggris dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan belasungkawa atas tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur seusai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.

“Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam insiden yang terjadi di pertandingan sepak bola di Malang. Doa kami menyertai keluarga para korban,” kata Dubes Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, di akun Twitter @Owen Jenkins, Minggu (2/10/2022).

Advertisement

Dubes Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, juga menyampaikan ucapan dukacita atas tragedi tersebut.

“Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ibu Lyudmila Vorobieva dan seluruh staf Kedubes Rusia di Jakarta mengucapkan belasungkawa yang mendalam terkait tragedi di Malang,” dikutip dari unggahan Kedutaan Besar Federasi Rusia di Indonesia melalui kanal Telegram resmi.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Advertisement

Baca Juga : Manajemen Arema Ajukan Perubahan Kick Off, Tapi PT LIB Menolaknya

Kapolda Jawa Timur, Irjen Polisi Nico Afinta, dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu mengatakan 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota kepolisian.

Afinta mengatakan pertandingan tersebut berjalan dengan lancar. Tetapi, lanjutnya, sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial setelah permainan berakhir.

Advertisement

Petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Namun, lanjutnya, petugas terpaksa melepaskan gas air mata.

“Karena gas air mata itu mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” jelasnya.

Pertandingan itu berakhir dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya dan menjadi kekalahan kandang pertama bagi Arema dari klub Surabaya itu dalam 23 tahun terakhir.

Baca Juga : 5 Bencana Sepak Bola Dunia Paling Tragis, Tragedi Kanjuruhan Terparah Kedua

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif