Jakarta–Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan bankir menjadi pemimpin Bank Indonesia supaya kebijakan yang dihasilkan bisa berdampak lebih besar bagi industri perbankan.
Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Harry Azhar Aziz mengatakan selama ini kebijakan-kebijakan bank sentral kurang berpengaruh kepada perbankan. Dia mencontohkan kebijakan BI soal suku bunga acuan (BI rate),
“Meskipun BI sudah banyak menurunkan suku bunga tapi perbankan tidak serta merta mengikuti kebijakan itu, ini pasti ada missing link,” kata Harry di Jakarta, Kamis (9/7).
Dia menjelaskan hingga saat ini yang memimpin Bank Indonesia selalu dari kalangan birokrat. Alhasil, banyak kebijakan-kebijakannya yang sulit diterapkan perbankan karena tidak pernah menjalankan operasional bank. Di negara maju, lanjut dia, bankir-bankir yang mempunyai kinerja baik sangat berpeluang menjadi gubernur bank sentral.
“Di Indonesia, ini bisa menjadi preseden yang bagus kalau bank sentral dipimpin bankir,” ujarnya.
Yang penting, lanjut dia, calon gubernur Bank Indonesia harus berkomitmen menjaga angka inflasi tetap rendah, meningkatkan fungsi pengawasan supaya tidak terulang kasus-kasus Bank Indover, Bank Century, dan Bank IFI. Terakhir, calon gubernur harus punya komitmen untuk meningkatkan pengaruh kebijakan suku bunga acuan terhadap pergerakan suku bunga perbankan.
Menurut Harry, kalangan bankir yang pantas memimpin bank sentral adalah Agus Martowardojo yang saat ini memimpin PT Bank Mandiri Tbk.
“Dia bisa memperbaiki good Governance di bank itu,” ujar dia.
Fungsionaris Partai Amanat Nasional di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Drajad H Wibowo mengemukakan bank sentral dipimpin oleh bankir memang wacana yang sangat ideal karena mampu memahami kondisi perbankan.
“Kelemahan utama Bank Indonesia selama ini berada pada pengawasan bank,” ujar dia.
Dia mengemukakan Direktur utama Bank mandiri Agus Martowardojo merupakan bankir yang mumpuni untuk menjadi Gubernur BI.
Tempointeraktif/fid