News
Kamis, 17 November 2022 - 05:04 WIB

DPR Pertanyakan Klaim Kementan Surplus Beras 6 Juta Ton

Indra Gunawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Meskipun disebut sudah tidak mengimpor beras selama 3 tahun, namun berdasarkan Indonesia masih mengimpor beras khusus hingga 2022. (Antara/Dedhez Anggara).

Solopos.com, JAKARTA–Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan klaim Kementerian Pertanian (Kementan) terkait stok beras nasional yang surplus 6 juta ton pada tahun ini.

Klaim Kementan tersebut berbeda dengan laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mencatat stok beras nasional pada pekan pertama November 2022 hanya sekitar 6 juta ton.

Advertisement

“Antara swasembada dengan surplus beda. Swasembada itu mencukupi kebutuhan nasional. Kalau surplus kelebihan. Nanti kalau surplus yang 6 juta ini ada atau tidak ada, hanya pejabat yang di Ragunan [Kementan] dan Tuhan yang tahu,” ujar Sudin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, ID Food, dan PT Pupuk di Gedung DPR, Rabu (16/11/2022). Menurut Sudin, apabila data Bapanas ditambah dengan klaim Kementan, total stok beras seharusnya berada di kisaran 12,7 juta ton.

“Menurut yang di Ragunan itu, tahu sendiri Ragunan. Ada surplus 6 juta ton, konon katanya,” jelas Sudin.

Advertisement

“Menurut yang di Ragunan itu, tahu sendiri Ragunan. Ada surplus 6 juta ton, konon katanya,” jelas Sudin.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pun menjelaskan bahwa pihaknya mencatat sebaran stok beras nasional pekan ke-1 November 2022 hanya mencapai 6,71 juta ton.

Perinciannya, 3 juta ton atau 50,5% berada di rumah tangga, 1,4 juta ton atau 22,1% di penggilingan, 800.000 ton atau 11,9% di pedagang, 651.000 ton atau 9,9% di Bulog, 300.000 ton atau 5% di hotel, restoran, café, dan 37.000 ton atau 0,6% di Pasar Induk Beras Cipinang.

Advertisement

Arief mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya untuk memenuhi stok beras Bulog sesuai yang ditargetkan sebesar 1,2 juta ton, meski harus dilakukan dengan impor.

“Apabila saat tidak cukup diperbolehkan untuk pengadaan dari luar negeri,” kata Arief menjawab pertanyaan Sudin.

Arief menegaskan bahwa cadangan beras Bulog yang cukup sangat penting bagi stabilisasi harga beras di konsumen. Sebab, dengan cadangan di bawah 1 juta ton yang dimiliki Bulog, sangat berkontribusi terhadap naiknya harga beras di pasaran.

Advertisement

Apalagi, beras menjadi kontributor inflasi terbesar dari sektor pangan.

“Dalam 3 bulan terakhir yang paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sepanjang 2022, yakni Agustus kenaikan beras berkontribusi sebesar 3,5%, September 4%, dan Oktober 3%,” tutur Arief.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul DPR Pertanyakan Klaim Kementan Soal Surplus Stok Beras

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif