News
Senin, 13 Maret 2023 - 18:55 WIB

Dokter Spesialis Paru Meninggal Tak Wajar, Menkes: Jangan Ditutup-tutupi!

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan wartawan usai melayat di rumah duka korban dr. Mawartih Susanty di Jalan Manuruki II, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/3/2023). (ANTARA/Darwin Fatir).

Solopos.com, NABIRE — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap Kapolri dan Panglima TNI mengusut tuntas kasus meninggalnya dokster spesialis paru, dr. Mawartih yang tak wajar.

Mawartih ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya.

Advertisement

Pihak keluarga menyebut pada bagian punggung belakang tubuh korban membiru serta di bagian leher, dan tulang rusuk patah.

Menteri Kesehatan berharap pengusutan kasus meninggalnya dokter spesialis paru ini tidak ada yang ditutup-tutupi.

Advertisement

Menteri Kesehatan berharap pengusutan kasus meninggalnya dokter spesialis paru ini tidak ada yang ditutup-tutupi.

“Kami sampaikan kepada keluarga bahwa Kemenkes bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penelitian dan penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini,” tutur Menkes saat melayat di rumah duka, Jalan Manuruki II, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/3/2023).

Menkes mengatakan, hingga ini aparat kepolisian dan TNI telah melaksanakan proses penyelidikan sehingga untuk hasilnya masih menunggu proses yang saat ini berjalan.

Advertisement

“Termasuk bagaimana kesehatan masyarakat di Papua dijalankan secara adil dan merata dan harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, demikian pula dokternya,” kata Menkes.

Mengenai hasil autopsi jenazah Dokter Mawartih yang diduga meninggal secara tidak wajar karena mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya akibat tindak kekerasan, Menkes mengatakan masih ada tahapan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

“Hasil autopsinya sudah saya ambil, ini masih menunggu beberapa hasil lab lagi nanti. Saya rasa itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan. Tapi jaminan dari saya bahwa ini akan dibuka secara transparan karena itu juga diminta keluarga,” katanya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, seorang dokter spesialis paru, dr. Mawartih Susanty ditemukan meninggal tak wajar di rumah dinasnya daerah di RSUD Nabire, Papua Tengah, Kamis (9/3/2023).

Korban ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya.

Pihak keluarga menyebut pada bagian punggung belakang tubuh korban membiru serta di bagian leher, dan tulang rusuk patah.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Papua dr. Hendra Sihombing menambahkan ada kejanggalan dalam kematian dokter spesialis paru, dr. Mawartih.

“Jadi kami sangat prihatin atas kejadian tersebut. Dari laporan itu ada ketidakwajaran. Kita masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihak kepolisian. Kami berharap bahwa visum itu segera diselesaikan sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa dilaksanakan dan berjalan dengan baik,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut laporan yang diterima, ungkap Hendra, korban ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya.

“Kita masih menunggu hasil resmi dari autopsi pihak kepolisian. Sebagai ketua, saya berharap kepada aparat penegak hukum untuk segera menyelesaikan kasus ini dengan titik terang penyelesaian terbaik dan pelaku segera ditangkap, diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Hendra.

Kabupaten Nabire adalah salah satu kabupaten yang juga merupakan ibu kota Provinsi Papua Tengah yang berbatasan dengan Provinsi Papua Barat.

Ibu kota kabupaten ini terletak di punggung pulau Papua, yakni distrik Nabire.

Jumlah penduduk kabupaten Nabire berjumlah 172.960 jiwa (2021).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif