News
Jumat, 23 Mei 2014 - 19:00 WIB

Dituding Syiah, Iran Corner IAIN Surakarta Dibubarkan Ormas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampus IAIN Surakarta (Facebook.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Iran Corner, sebuah lembaga kerja sama Kedutaan Besar Iran dengan IAIN Surakarta batal diresmikan setelah digagalkan sejumlah ormas, Kamis (22/5/2014). Penyebabnya, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), dan beberapa ormas lain menuding lembaga itu bakal menyebarkan ajaran Syiah.

Humas LUIS, Endro Sudarsono, menuding Iran Corner akan menyebarkan ajaran Syiah yang dinilainya tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Saya menyayangkan kerjasama antara Kedutaan Besar Iran dengan IAIN Surakarta yang notabene sebagai universitas [institut] berbasis Islam,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat (23/5/2014).

Advertisement

Endro mengatakan Iran merupakan negara yang menganut ajaran Syiah. “Kalau ada Iran Corner yang nantinya akan disandingkan dengan simposium, kemungkinan besar mereka akan memberikan buku-buku tentang ajaran Syiah dan memengaruhi mahasiswa yang membacanya,” ujar dia.

Endro mengaku telah bertemu Dekan Fakultas Dakwah dan Ushuluddin IAIN Surakarta pada Kamis malam untuk membahas peresmian Iran Corner.

“Setelah pukul 20.00 WIB , kami melayangkan surat kepada Rektor IAIN untuk menggagalkan peresmian dari Kedutaan Besar Iran yang rencananya digelar hari ini [kemarin]. Setelah melalui pembicaraan panjang, akhirnya rektor menyetujui untuk tidak melanjutkan kerjasama tersebut,” tutur dia.

Advertisement

Dengan keputusan tersebut, pihak LUIS memantau bahwa pihak Kedutaan Besar Iran mengurungkan niatnya untuk datang ke IAIN Surakarta dan membatalkan kerjasama tersebut.

“Kalau memang mau kerjasama, mungkin dalam hal teknologi tidak menjadi masalah, tapi kalau seputar pengetahuan tentang islam kami keras menolaknya. Hal ini juga sudah kami lakukan di beberapa universitas di Jogjakarta,” kata dia.

Sebelumnya, lanjut Endro, juga menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Jalaludin Rahmat yang merupakan tokoh Syiah Indonesia. “Harusnya sebagai salah satu universitas islam yang menjadi panutan, bisa jeli mengadakan kerjasama dengan pihak luar. Jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan semata,” tandas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif