News
Minggu, 25 Agustus 2019 - 18:00 WIB

Ditolak Ambulans & Bopong Jenazah Keponakan, Supriyadi Tak Tuntut Puskesmas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, TANGERANG — Supriyadi, paman dari Husen, bocah nahas yang meninggal setelah tenggelam di bantaran Sungai Cisadane berharap pelayanan kesehatan di Kota Tangerang dapat dibenahi. Orang yang nekat membopong jenazah keponakannya ini mengaku sudah berulang kali menghubungi layanan ambulans milik Kota Tangerang namun tidak dilayani.

Supriyadi tak dapat berbuat banyak saat melihat jenazah ponakan kesayangannya sudah terbujur kaku di Puskesmas Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.

Advertisement

Saat ditemui Suara.com, Supriyadi mengatakan dia kali pertama mendapat kabar Husen meninggal dari istri tercintanya. Kejadian yang merenggut nyawa Husen terjadi di seberang kampungnya.

“Saya dengar kabar dari istri. Kebetulan dia masuk di grup sekolah ponakan saya juga, saya langsung ke Puskesmas Cikokol untuk melihat langsung,” ucap Supriyadi kepada Suara.com, Minggu (24/8/2019).

Advertisement

“Saya dengar kabar dari istri. Kebetulan dia masuk di grup sekolah ponakan saya juga, saya langsung ke Puskesmas Cikokol untuk melihat langsung,” ucap Supriyadi kepada Suara.com, Minggu (24/8/2019).

Setelah tiba di sebuah ruangan yang ada di Puskesmas Cikokol, dirinya mengaku tak dapat menahan air mata. Saat itu, dirinya mencoba tegar menghadapi kenyataan pahit ini. “Saya lihat dia [Husein] sudah terbujur kaku. Saat itu ada enam orang petugas puskesmas yang tengah menangani jenazah ponakan saya,” kata Supriyadi.

Karena waktu sudah sore dan mulai gelap, Supriyadi kemudian meminta kepada pihak Puskesmas untuk bisa mengantar jenazah Husein agar dapat disemayamkan. Namun, seorang petugas yang mengendarai mobil ambulans 119 milik Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini mengaku tak dapat mengantar jenazah Husein dengan mobil yang yang ada di puskesmas itu.

Advertisement

Setelah mendengar pernyataan petugas, kata Supriyadi, dirinya meminta bantuan agar dapat menghubungi layanan ambulans di Kota Tangerang. Saat itu di panggilan pertama layanan tersebut menjawab panggilan Supriyadi.

“Pertama di jawab. Kemudian putus, mungkin sinyalnya jelek. Saya coba lagi beberapa kali dan tidak ada respons, di situ saya bingung,” kata dia.

Kemanusiaan

Advertisement

Lantaran matahari sudah mulai tenggelam, orang yang pernah bekerja di RSUD Kabupaten Tangerang ini akhirnya memutuskan untuk membopong jenazah Husein ke rumah tanpa harus menunggu ambulans.

“Saya cuma kepikiran ini sudah sore, keponakan saya harus segera di kebumikan. Saya sudah dua jam di puskesmas tapi tidak ada ambulans jadi saya bawa sendiri jenazahnya,” ujarnya.

Saat itu, ia hendak menaiki Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Namun masyarakat yang melihat ia membopong jenazah Husein dengan di tutup kain coklat langsung memanggilnya.

Advertisement

“Kebetulan ada orang yang lagi mau jemput anaknya di dekat puskesmas. Saya disuruh masuk ke mobil sama dia, dan alhamdulillah dia nganterin sampai rumah, bahkan dia sempat lama di rumah saya,” ujarnya.

Atas kejadian ini Supriyadi mengaku tidak menaruh dendam pada petugas yang menolak mengantarkan jenazah keponakannya. Terlebih lagi kata dia, petugas tersebut tidak dapat melanggar aturan yang telah ditetapkan.

“Saya paham kondisi dia [petugas ambulans] makanya saya bawa sendiri jenazah Husein. Di Puskesmas juga ponakan saya sudah dibantu dengan dimandikan dan dibersihkan saya berterima kasih,” ucapnya.

Namun begitu dia berharap kedepannya Pemerintah Kota Tangerang dapat meningkatkan pelayanan publik terutama di Puskesmas. “Semoga dengan adanya kejadian ini ke depannya puskesmas menambah fasilitas seperti ambulance untuk mengangkut jenazah. Karena mau gimanapun orang yang sudah meninggal harus segera dikebumikan,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif