News
Jumat, 12 November 2010 - 18:50 WIB

Din minta SBY turun tangan selesaikan kasus Gayus

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan Presiden SBY harus mengambil langkah nyata terkait kasus keluarnya Gayus Tambunan dari rumah tahanan.

Presiden diminta turun tangan terhadap kasus yang kini menjadi sorotan publik  tersebut.

Advertisement

“Menurut hemat saya, termasuk dari Bapak Presiden sendiri mengambil langkah nyata konkret untuk turun tangan dan saya kira ini bongkahan gunung es. Yang mengemuka di permukaan hanya yang kecil, tapi di bawahnya masih besar lagi,” kata Din.

Hal itu dikatakan Din menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan PP Muhammadiyah dengan MPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/11).

Advertisement

Hal itu dikatakan Din menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan PP Muhammadiyah dengan MPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/11).

Din mengatakan, kasus Gayus ini sungguh memprihatinkan, menyedihkan dan memalukan.

“Ini sekaligus membuktikan apa yang menjadi tekad pemerintah termasuk Bapak Presiden untuk memberantas korupsi, mafia hukum, ini tidak menjadi kenyataan,” lanjut Din.

Advertisement

“Maka tidak ada kata lain dari saya, selain ini memalukan tapi sekaligus membuktikan kita hanya sekedar berkata-kata dalam retorika politik, tapi bukan sikap,” tegas dia.

“Kita tunggu apa yang terjadi, janganlah petugas pada tingkat kecil yang kemudian menjadi korban. Sementara atasannya enak-enak saja,” tandas Din.

Perlu ledakan

Advertisement

Din menambahkan tanpa langkah nyata dari Presiden, kasus Gayus dan sejenisnya tidak akan hilang dari wajah penegakan hukum Indonesia. Perlu ledakan besar dari atas untuk bisa mengubah keadaan.

“Kalau ini tidak ada sentuhan dari atas, big bang, saya nggak yakin ini akan berubah. Ini perlu sebuah big bang. Jadi penyelesaian masalah Bangsa ini perlu dilakukan dengan sebuah ledakan dahsyat, tapi secara sungguh-sungguh. Jangan hanya dalam kata-kata atau retorika yang kita sudah bosan,” pungkas Din.

dtc/nad

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif