News
Sabtu, 9 September 2017 - 15:30 WIB

DIES NATALIS UNIBA SOLO : Gubernur Ganjar Berharap Kampus Beri Solusi Persoalan Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pembicara Seminar Nasional dan Call Paper dalam rangka Dies Natalis ke-34 Uniba yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik (Uniba) Solo berfoto bersama di Hotel Sahid Jaya, Solo, Sabtu (9/9/2017). (Istimewa/Humas Uniba Solo)

Dies Natalis Uniba Solo diperingati dengan kegiatan seminar nasional.

Solopos.com, SOLO – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menegaskan kampus harus menjadi tempat berdiskusi, tempat belajar, area invensi, dan inventor pengetahuan teknologi juga pemikiran baru yang berguna bagi pembangunan.

Advertisement

“Kampus juga berguna untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Jawa Tengah,” kata Ganjar dalam sambutan sebagai keynote speaker yang dibacakan Kepala Biro Perekonomian Provionsi Jateng, Budiyanto Eko Purwanto, pada Seminar Nasional dan Call Paper  di Hotel Sahid Jaya, Solo, Sabtu (9/9/2017).

Dalam seminar yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik (Uniba) Solo dalam rangka Dies Natalis ke-34 Uniba itu, Ganjar menyatakan Uniba agar dapat menjadi tempat lahirnya karya-karya inovatif dan kreatif yang menjadi daya dukung bagi pembangunan.

Advertisement

Dalam seminar yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik (Uniba) Solo dalam rangka Dies Natalis ke-34 Uniba itu, Ganjar menyatakan Uniba agar dapat menjadi tempat lahirnya karya-karya inovatif dan kreatif yang menjadi daya dukung bagi pembangunan.

“Harapan saya Uniba menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi yang unggul, maju, menghasilkan lulusan yang mempunyai daya saing tinggi dan menjadi garda terdepan pembangunan serta memimpin kemajuan bangsa,” kata dia.

Terkait seminar nasional yang mengusung tema Pengembangan Potensi Sumberdaya Pertanian dan Peternakan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Ganjar mengatakan sudah pas.

Advertisement

Sementara itu, Rektor Uniba, Endang Siti Rahayu dalam sambutan saat membuka seminar menyatakan pencapaian kedaulatan pangan diklaim tergantung pada petani dan produsen skala kecil.

Selain itu juga mengubah kembali reforma agraria di antara hak sebagai sarana produksi  untuk menghasilkan produksi pangan.

“Di Indonesia tiga permasalahan penting masih menjadi fokus utama ketahanan pangan yakni, jumlah produksi domestik yang belum mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga bergantung pada impor, naikknya permintaan komoditas pertanian,dan strategi pembangunan pertanian berkelanjutan yang belum sepenuhnya dijalankan,” beber dia.

Advertisement

Ketua Panitia Seminar, Srie Juli Rachmawati, menjelaskan peserta seminar mencapai 150 orang yang berasal berbagai perguruan tinggi di Jateng.

 

Sebagai pembicara antara lain, Erizal Jamal, M.Si  (Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian) dan Arif Budi Susilo (Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif