News
Rabu, 13 Desember 2023 - 15:09 WIB

Dibahas Anies Baswedan di Debat Capres 2024 sampai Viral, Apa Itu Ordal?

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Capres nomor urut satu Anies Baswedan menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU

Solopos.com, SOLO — Frasa ordal ramai dibahas di lini masa Twitter sejak Selasa (12/12/2023) hingga Rabu (13/12/2023). Hal itu terjadi seusai frasa ordal disebut berulang kali oleh calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat perdana capres-cawapres 2024 tadi malam.

Anies Baswedan menyinggung fenomena ordal yang semakin menjadi-jadi di Indonesia. Dia menyebut semua aspek kini membutuhkan ordal.

Advertisement

“Fenomena Ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada oradalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal dimana-mana yang membuat meritokrasi enggak berjalan, yang membuat etika luntur,” ucap Anies dalam debat capres di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).

Anies mengatakan, fenomena ordal tu tidak hanya terjadi di masyarakat, tetapi juga terjadi di proses yang paling puncak kekuasaan. Karena terjadi pada puncak kekuasaan, wajar rakyat kebanyakan akan menganggap fenomena tersebut lumrah.
“Beberapa waktu lalu, beberapa orang guru berjumpa dengan saya mengatakan ‘pak di tempat kami pengangkatan guru-guru didasarkan ordal, kalau tidak ada ordal, enggak bisa jadi guru enggak bisa diangkat’ lalu apa jawabannya ‘atasan saya bilang wong yang di Jakarta saja pakai ordal kenapa kita yang di bawah enggak boleh pakai ordal,” kata Anies.

Dia pun menegaskan fenomena ordal ini sangat menyebalkan dan akan merusak tatanan negeri jika dibiarkan terjadi begitu saja.

Advertisement

Lantas, apa itu ordal?

Ordal

Ordal sendiri merupakan akronim dari kata ‘orang dalam’. Ordal telah menjadi fenomena umum di Indonesia. Fenomena ini biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pihak yang memiliki jabatan maupun kekuasaan.

Orang dalam merupakan istilah untuk menyebut individu yang memiliki akses dalam suatu organisasi yang memungkinkan mereka memengaruhi aturan, proses, hingga keputusan tertentu. Akses yang dimaksud dapat berupa kebijakan maupun informasi yang sifatnya eksklusif atau rahasia.

Advertisement

Ordal berperan signifikan dalam mencapai tujuan seseorang. Dengan bantuan ordal, seseorang memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan tujuan atau posisi tertentu. Ordal merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum karena termasuk dalam kategori nepotisme.

Dikutip dari buku Birokrasi dan Good Governance oleh Manotar Tampubolon (2023), nepotisme merupakan praktik perlakuan khusus kepada anggota keluarga maupun kerabat dalam pengambilan keputusan penting.

Nepotisme memiliki dampak yang sangat merugikan bagi suatu organisasi. Dampak yang paling dirasakan adalah penurunan kinerja perusahaan atau instansi. Ini terjadi karena pengangkatan pegawai dilakukan atas dasar hubungan keluarga tanpa mempertimbangkan kompetensinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif