News
Senin, 28 Agustus 2023 - 17:53 WIB

Di Mataram, Ratusan Pelayat Beri Penghormatan Terakhir untuk Dosen Wahyu Dian

Abu Nadzib  /  Magdalena Naviriana Putri  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pemakaman dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, 34, di Mataram, Nusa Tenggara Barat dihadiri ratusan orang, Sabtu (26/8/2023) lalu. (Istimewa)

Solopos.com, MATARAM — Mendiang Wahyu Dian Silviani, 34, dosen UIN Raden Mas Said Surakarta yang menjadi korban pembunuhan seorang tukang yang merenovasi rumahnya telah dimakamkan di kampung halamannya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (26/8/2023) lalu.

Dua dosen UIN Surakarta, Rumpoko dan Usnan, menjadi perwakilan kampus menemani keluarga membawa pulang jasad Wahyu Dian ke Mataram.

Advertisement

Rumpoko menyiarkan langsung prosesi pemakaman jenazah salah satu dosen terbaik UIN Surakarta itu melalui akun Facebooknya.

Saat dihubungi, Rumpoko mempersilakan Solopos.com mengutip isi video tersebut untuk diberitakan.

Dalam video itu terlihat pemakaman Wahyu Dian dihadiri ratusan orang, terdiri atas keluarga besar hingga masyarakat setempat.

Advertisement

Rumpoko dan Usnan larut dalam suasana mengharukan tersebut. Sepanjang proses pemakaman, ayat-ayat Alquran disenandungkan oleh sejumlah orang.

Setelah jenazah berada di liang lahat, beberapa orang lantas mulai menimbunnya dengan tanah.

Setelah itu seorang pemuka agama memimpin doa untuk mendiang Wahyu Dian, yang seharusnya Senin (28/8/2023), ini menjalani wawancara dari Kemenag untuk beasiswa S3-nya ke Inggris.

Sayangnya video tersebut terputus-putus sehingga suara dari beberapa orang yang memberi sambutan tidak bisa didengarkan secara jelas.

Advertisement

Sebelumnya, saat menjemput jenazah anaknya di kampus UIN Surakarta, Jumat (25/8/2023) siang, ayahanda Wahyu Dian, Moh. Hasil Tamzil, tak kuasa menahan tangisnya.

Dengan suara terbata ia mengatakan anaknya merupakan sosok yang mandiri dan tak pernah neka-neka.

Hasil Tamzil yang juga Guru besar dalam Bidang Ilmu Ternak Universitas Mataram ini juga menyatakan anaknya cerdas sehingga memperoleh beasiswa.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Surakarta, Rahmawan Arifin mengatakan, keluarga besar UIN RM Said Surakarta berduka cita sangat mendalam.

Advertisement

Ia menyaksikan tidak ada tempat lain selain di perpustakaan yang menjadi tongkrongan almarhumah.

“Kami saksi almarhumah orang yang totalitas yang mengabdi di lembaga ini. Atas nama keluarga besar UIN Raden Mas Said Surakarta kami serahkan kepada keluarga,” ucapnya saat menyerahkan jenazah pada pihak keluarga.

Pria yang karib disapa Ivan ini mengatakan meninggalnya almarhumah menghentikan mimpi wanita berkerudung itu untuk mengejar gelar doktor di Inggris.

Padahal, pemegang gelar master ilmu lingkungan dari salah satu kampus di Australia itu sudah menjalani tes bahasa Inggris IELTS dan mendapat skor tinggi yakni 7,5.

Advertisement

Wahyu Dian menjadi salah satu dosen yang dipercaya mempersiapkan masa transisi ke Fakultas Ilmu Tarbiyah (FIT) UIN karena adanya program studi baru yakni Prodi Ilmu Lingkungan.

Perempuan asal Mataram, Nusa Tenggara Barat itu mendapat beasiswa S3 program LPDP dari pemerintah.

Seharusnya kini ia tengah bersiap terbang ke Inggris untuk kuliah program doktoral di Negeri Ratu Elizabeth itu.

Di Inggris, Wahyu Dian rencananya mengambil program doktor tentang ilmu lingkungan, bidang yang ia sukai.

Apalagi, Wahyu Dian disiapkan untuk mengelola prodi baru di UIN yang saat ini sudah menerima mahasiswa baru.

Prodi Ilmu Lingkungan sendiri sementara ini dititipkan ke FIT UIN RM Said.

Advertisement

Rencananya, ke depan Prodi Ilmu Lingkungan masuk ke Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek).

Selain Prodi Ilmu Lingkungan, di Faktulas Saintek ada pula Prodi Sains Data, Prodi Teknologi Pangan, dan Prodi Bio Teknologi.

Prodi Ilmu Lingkungan bahkan kini sudah ada izin dan sudah menerima mahasiswa baru tahun ini.

Mimpi Wahyu Dian Septiani untuk mengelola Prodi Ilmu Lingkungan kini pupus. Kepergiannya secara mendadak mengejutkan banyak koleganya.

Dosen Bahasa Arab UIN RM Said, Hafidah, menyatakan sosok Wahyu Dian merupakan seorang yang peduli lingkungan, setia kawan, dan berjiwa sosial tinggi.

Ia juga sosok yang mau belajar dan sangat rendah hati. Sebagai lulusan universitas luar negeri tak lantas membuatnya merasa tinggi.

“Lulusan luar negeri tapi mau melakukan hal-hal dengan senang hati dan ikhlas. Ini menunjukkan bahwa Dian sangat baik, rendah hati. Tugas apapun yang diberikan oleh pimpinan selalu dikerjakan dengan ikhlas dan cerdas. Kerja ikhlas dan kerja cerdas dengan senang hati dan hasilnya sangat memuaskan. Beliau orang baik, kami menyaksikan almarhumah orang yang baik,” ujarnya disambut isak tangis hadirin.

Baca Juga

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif