News
Kamis, 16 Juni 2022 - 21:55 WIB

Di China Jadi Obat, Cicak Kering Diimpor Vietnam untuk Pakan Ikan

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Data Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang menyebutkan selama dua bulan terakhir sebanyak satu ton lebih cicak kering diekspor ke Hongkong melalui Bandara International Minangkabau (BIM). (Antara/Muhammad Arif Pribadi)

Solopos.com, MEDAN – Tak hanya China, Vietnam juga menjadi negara yang mengimpor cicak kering dari Indonesia.

Jika di China cicak kering dijadikan obat, masyarakat Vietnam menjadikan hewan yang biasa nempel di dinding itu untuk pakan ikan.

Advertisement

Seorang pemuda asal Medan, Sumatra Utara, Ricky Santri Kurniawan mengekspor cicak kering dari jenis cicak tembok ke Vietnam.

Ricky meraup uang hingga ratusan juta rupiah dari mengekspor cicak kering.

Advertisement

Ricky meraup uang hingga ratusan juta rupiah dari mengekspor cicak kering.

Baca Juga: Jadi Obat di China, Cicak Kering Potensi Ekspor yang Menjanjikan

Kepala Seksi Hewan Karantina Pertanian Medan, drh. Wagimin mengatakan Ricky adalah pemuda cerdas yang pandai melihat peluang bisnis.

Advertisement

“Cicak kering tersebut akan di ekspor ke Vietnam yang gunanya sebagai bahan baku pakan ikan,” ujar Wagimin seperti dikutip Solopos.com dari laman bkp2medan.karantina.pertanian.go.id, Kamis (16/6/2022) malam.

Baca Juga: Wow, Ekspor Cicak Kering dari Sumbar Hasilkan Cuan Ratusan Juta

Ia menambahkan, cicak yang dalam bahasa latin disebut juga Cosymbotus platyurus banyak ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap.

Advertisement

Hewan ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya.

Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.

Baca Juga: Menengok Tradisi Warga China Mengonsumsi Sup Cicak Sebagai Obat Demam

Advertisement

“Hewan ini menurut paradigma sebagian besar orang tidak memiliki manfaat namun sebenarnya banyak manfaat. Ricky mengawali ekspor perdana cicak kering sebanyak 600 kg dengan total nilai komoditas Rp150 juta,” tambahnya.

Petugas Karantina Medan drh. Zureni yang melakukan pemeriksaan komoditas tersebut menjelaskan bahwa kondisi fisik cicak kering baik, dan jumlah sesuai permohonan.

“Kemasan utuh dan dalam kondisi baik sehingga dilakukan sertifikasi dengan menerbitkan sertifikat karantina berupa Surat Keterangan Untuk Benda Lain,” ujarnya.

Baca Juga: Bocah Sragen Tewas Tersetrum Listrik Saat Berburu Cicak

Kepala Karantina Pertanian Medan Hafni Zahara menyebut, apa yang dilakukan Ricky sejalan dengan program menggencarkan ekspor yang dicanangkan Kementerian Pertanian.

“Sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Menteri Pertanian, Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan akan terus mencari dan mendukung eksportir-ekportir milenial”, ujar Hafni Zahara.

“Keterlibatan generasi milenial dalam mendukung, mengembangkan, serta memajukan sektor pertanian menjadi sangat dibutuhkan, dan pertanian menjadi terobosan generasi milenial, dan kedepan dapat menjadi benteng pembangunan pertanian, terutama dalam hal peningkatan ekspor pertanian,” tutup Hafni Zahara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif