News
Sabtu, 5 Januari 2019 - 18:00 WIB

Dewan HAM PBB Ragukan Sidang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, RIYADH – Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) meragukan transparansi dan keadilan di persidangan pembunuhan Jamal Khashoggi di Arab Saudi.

Juru bicara Dewan HAM PBB, Ravina Shamdasani, menyebut persidangan itu tidak cukup untuk menjamin keadilan.

Advertisement

Ravina Shamdasani menilai persidangan yang digelar di Arab Saudi untuk mengungkap pembunuhan Jamal Khashoggi belum cukup. Dia menyerukan penyelidikan independen terhadap kasus tersebut.

“Dari awal kasus ini kami telah mendesak keadilan. Kami telah menyerukan penyelidikan independen untuk mengusut tuntas kasus tersebut,” kata Ravina Shamdasani seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Sabtu (5/1/2019).

Diberitakan Reuters, sidang kasus pembunuhan Jamal Khashoggi dilakukan di Pengadilan Arab Saudi, Kamis (3/1/2019). Dalam persidangan tersebut, jaksa menuntut lima dari 11 terdakwa dijatuhi hukuman mati. Namun, tuntutan tersebut ditentang oleh Dewan HAM PBB yang menolak adanya hukuman mati.

Advertisement

Jaksa penuntut mengaku telah melayangkan surat permohonan kepada pemerintah Turki untuk memberikan semua bukti terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Pembunuhan Jamal Khashoggi dinilai merusak reputasi Arab Saudi sehingga menimbulkan ketegangan dengan negara Barat.

Sementara itu, otoritas Turki menilai Arab Saudi tidak mau bekerja sama untuk mengungkap kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, jaksa tidak pernah membagikan informasi terkait 11 terdakwa itu. Kejaksaan Agung Turki juga telah meminta ekstradisi bagi pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi yang ditolak oleh Arab Saudi.

Advertisement

Seperti diketahui, Jamal Khashoggi hilang bagai ditelan bumi seusai mendatangi Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Dia datang bersama tunangannya, Hatice Cengiz, untuk mengurus dokumen pernikahan. Nahas, dia justru dibunuh dengan cara sadis oleh sekelompok warga negara Arab Saudi.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif