News
Kamis, 25 September 2014 - 14:15 WIB

DEMO FPI TOLAK AHOK : Wartawati Tempo Diduga Dilecehkan Simpatisan FPI?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com,  JAKARTA – Seorang wartawati Tempo berinisial P diduga telah dilecehkan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) yang berdemonstasi di kantor DPRD DKI Jakarta, Rabu (24/9/2014). Pinggang P mengaku dipegang dari belakang oleh salah seorang simpatisan.

Front Pembela Islam (FPI) bersama Forum Betawi Rempug (FBR) menggelar demonstrasi di DPRD dan Balai Kota DKI Jakarta untuk menentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pascamundurnya Jokowi yang telah terpilih sebagai presiden.

Advertisement

Sekitar 300 anggota FPI mulai berjalan kaki dari markas mereka di Petamburan ke arah Gedung DPRD DKI, Jl. Kebon Sirih. Sekitar 21 orang polisi dari Polsek Tanah Abang melakukan pengaturan lalu lintas agar tak terjadi kemacetan akibat demo ini.

Terjadi insiden kecil dalam demonstrasi itu. Seorang wartawati Tempo mengaku memperoleh perlakuan tak menyenangkan dari seorang simpatisan.

P menceritakan kejadian itu bermula saat dirinya sedang meliput orasi tolak Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta. Di tengah kerumunan dia menyadari ada salah seorang simpatisan memegang pinggangnya.

Advertisement

P berbalik badan dan melihat seorang pria mengenakan kemeja hitam bergaris putih berdiri tepat di belakangnya. “Pinggang saya dipegang dari belakang,” kata P seperti diberitakan Tempo.co, Rabu.

Saat itu P membawa tas yang ditempatkan di sisi depan. P mengaku, hal ini yang membuatnya menyadari ada dua tangan yang memegang pinggangnya. Sadar akan hal ini, P langsung menanyakan pada pria yang diketahui bernama Hussein itu. Hussein berkilah P menghalanginya saat hendak menyalami Habib Muhammad Ali Khaththath.

Adu mulut antara keduanya berlanjut, hingga terjadi kerumunan orang. Setelah dicecar, tutur P, Hussein mengaku hendak memegang laki-laki yang berdiri di belakang P. “Hussein bilang, dia justru memegang seorang bapak di sebelah saya,” ujar P.

Advertisement

P mengatakan perseteruan itu akhirnya dihentikan oleh seorang polisi berpakaian sipil. Polisi itu meminta P meninggalkan lokasi untuk menenangkan diri dan mencegah kejadian yang sama terulang. “Kerumunannya dibubarkan polisi,” tutur P.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif