News
Rabu, 20 Juni 2012 - 17:37 WIB

DEMO BURUH: Puluhan Buruh PT Bukit Perak Mogok Kerja

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Armin Abdul Jabbar//JIBI/Bisnis Indonesia)

ILUSTRASI (Armin Abdul Jabbar//JIBI/Bisnis Indonesia)

SEMARANG- Puluhan buruh PT Bukit Perak melakukan aksi mogok kerja di depan pintu gerbang perusahaan, Jl Walisongo, Kota Semarang, Rabu (20/6/2012). Para buruh perusahaan pembuat sabun mandi dan deterjen ini menuntut pemberian jatah makan siang yang dihentikan oleh manajemen.

Advertisement

Menurut seorang buruh, Supomo, sudah satu bulan ini pihak perusahaan tak lagi memberikan jatah makan siang bagi para pekerja. “Biasanya pada saat istirahat siang mendapatkan jatah makan, tapi sudah sebulan ini makan siang dihentikan,” katanya.

Adanya jatah makan siang ini, lanjut ia, sangat membantu buruh karena mengurangi pengeluaran uang untuk makan siang. ”Kami menuntut agar perusahaan memberikan makan siang,” ujarnya.

Dalam aksinya, buruh yang mayoritas perempuan ini membentangkan sejumlah poster dan spanduk serta bendera putih bertuliskan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Beberapa buruh melakukan orasi seecara bergantian, menyuarakan tuntutan jatah makan siang dan meminta agar rekannya bernama Karyanto, dibebaskan dari tuduhan perusakan alat produksi.

Advertisement

Karyanto dituduh telah melakukan perusakan mesin pembuat sabun. Pihak perusahaan menuntut membayar ganti rugi Rp40 juta, karena karyawan bersangkutan tak bersedia membayar kemudian dilaporkan ke polisi.

“Saya tak merusak alat mesin itu. Kejadiannya Mei 2011 silam sedang bekerja, secara tak sengaja mesin pembuat sabun kemasukan benda. Saya disuruh mengganti Rp40 juta,” ujar Karyanto. Dia menambahkan mesin tersebut bisa diperbaiki dan sekarang sudah bisa digunakan untuk memproduksi sabun.

Sementara koordinator FSPMI, Kurniawan, menyatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan membicarakan tuntutan buruh. “Sampai sekarang belum ada kesepakatan dengan pihak perusahaan. Bila nantinya mentok kami akan mengadu ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang,” ujar dia.

Advertisement

Aksi berlangsung dengan tertib, dan tak sampai mengganggu arus lalu lintas kendaraan di depan perusahaan. Beberapa petugas polisi dan pihak keamanan perusahaan menjaga jalannya aksi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif