News
Rabu, 12 April 2017 - 22:29 WIB

DEBAT PILKADA DKI : Dituding Top Down, Ahok: E-Ticket Transjakarta Itu Bottom Up!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama/Ahok (kiri)-Djarot Saiful Hidayat, mengikuti debat publik final di Jakarta, Jumat (10/2/2017) malam. (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Ahok dituding top down dalam soal integrasi Transjakarta. Namun, Ahok menjawab bahwa e-ticket Trasnjakarta sebagai bottom up.

Solopos.com, JAKARTA — Konsep transportasi murah di Jakarta muncul dalam debat Pilkada DKI Jakarta, Rabu (12/4/2017) malam. Seorang warga dari masyarakat transportasi mempertanyakan janji Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang menawarkan tarif angkutan umum Rp5.000 padahal tiket Transjakarta hanya Rp3.500.

Advertisement

Daryono dari komunitas transportasi yang dihadirkan dalam debat mengatakan banyak orang yang belum sepenuhnya tertarik menggunakan transportasi umum. “Sekarang masih banyak warga penghasilan di bawah UMP. Soal mahalnya transportasi, katanya ada calon yang menawarkan transportasi Rp5.000, sedangkan Transjakarta itu Rp3.500, sedangkan online menawarkan yang murah. Apa bisa digratiskan dan bagaimana agar warga lebih tertarik ke transprotasi umum?” tanyanya.

Saat mendapatkan kesempatan menjawab, Anies mengeluarkan jurus baru, yaitu Oke Trip. Maksudnya, dia ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi di Jakarta, mulai dari mikrolet hingga bus besar Transjakarta. Menurutnya, angka Rp5.000 adalah tarif terintegrasi dari Kepulauan Seribu hingga bus kota.

Advertisement

Saat mendapatkan kesempatan menjawab, Anies mengeluarkan jurus baru, yaitu Oke Trip. Maksudnya, dia ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi di Jakarta, mulai dari mikrolet hingga bus besar Transjakarta. Menurutnya, angka Rp5.000 adalah tarif terintegrasi dari Kepulauan Seribu hingga bus kota.

“Ketika kita bicara transportasi, 30% biaya hidup untuk transportasi. Maka kita akan mengintegrasikannya dengan Oke Trip. Kita akan menyambungkan dari mikrobis, bis menengah, BRT, LRT, hingga MRT. Hari ini belum, masih jalan sendiri-sendiri,” kata Anies yang lagi-lagi mengkritik Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, katanya, seluruh manajemen terintegrasi dan kesejahteraan penyelenggara harus dijamin, bukan hanya untuk awak Transjakarta, tapi untuk seluruh transportasi. Hari ini hanya untuk Transjakarta. Tapi kita ingi semua murah, nyaman, pemerintah yang tanggung ongkosnya,” katanya.

Advertisement

“Itu kenapa, 2 tahun lalu kami maksa pakai e ticket. Karena dengan itu, kami tahu seseorang naik bus dari mana ke mana, hingga kami ubah rute juga. Kami sudah menggratiskan sejak tahun lalu naik bus. Kalau orang penghasilannya UMP, lapor saja, bisa naik Transjakarta gratis, begitu pula bagi marbot, anak sekolah, penghuni rusun,” kata Ahok.

Ahok juga menyatakan penambahan rute menjadi 100 lebih dan bisnya juga akan ditambah. “Sekarang lansia kami bisa dijemput pakai Transjakarta Care, ada 26 buah, semua kami urusin,” kata dia.

Namun, hal itu direspons Anies dengan mengkritik sesuatu yang dia anggap kurang dari Transjakarta. Menurutnya, sistem transportasi Jakarta masih berdasarkan analisis mobilitas penduduk tujuh tahun lalu yang dia anggap tidak lagi sesuai kebutuhan warga. Dia menuding, sistem yang dibangun Pemprov DKI bersifat top down.

Advertisement

“Kami akan memastikan proses ini tidak top down, tapi bottom up. Penyelenggara sekarang minim mengajak publik berperan,” katanya.

Hal ini langsung direspons oleh Ahok. Menurutnya, justru sistem terintegrasi dengan e-ticket merupakan sistem yang terwujud dari aspirasi masyarakat pengguna transportasi, namun berbentuk data.

“Kadang-kadang heran juga kami tidak bottom up. Kalau pakai e-tiket ditempel itu, itu kami bottom up. Kami tahu Anda [penumpang] di mana, kenapa dari Kampung Rambutan ke Blok M, itu karena dia tempel tiket. Dengan pola ini jadi data, bus kami bikin semua, bisa miring, lantainya tidak bikin jatuh, kalau bisa kursi bisa hadap ke depan. Kenapa sekarang lambat [pengadaan busnya]? Karena kita ingin karoseri lokal,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif