News
Sabtu, 5 Juli 2014 - 22:47 WIB

DEBAT CAPRES 2014 : Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Saling Serang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prabowo (kiri) dan Jokowi (kanan) saat Debat Capres Putaran Ketiga di Hotel Holiday, Minggu (22/6/2014). (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Dua capres-cawapres terlibat saling serang dalam debat capres-cawapres terakhir menjelang Pilpres 2014, Sabtu (5/7/2014). Jusuf Kalla (JK) meminta penjelasan soal impor BBM di masa Hatta Rajasa menjabat sebagai Menko Perekonomian. Sedangkan Prabowo Subianto mempertanyakan pernyataan Jokowi yang dinilainya tidak mendukung koperasi.

“Saya kaget, dalam kampanye di Indramayu, Pak Jokowi bilang bahwa petani tidak perlu koperasi. Padahal koperasi adalah sokoguru, apa maksudnya, kami tegas mengatakan koperasi vital bagi petani dan nelayan,” kata Prabowo dengan nada keras.

Advertisement

Jokowi pun menjawab dengan santai dan membantah bahwa dia pernah mengeluarkan pernyataan itu. “Mungkin salah baca atau salah dengar. Saya kira semua orang tahu bahwa koperasi adalah sokoguru,” kata Jokowi diikuti gemuruh penonton.

Masalahnya, kata Jokowi, di desa ada beberapa hal yang harus dituntaskan. Jokowi kembali menunjukkan rencananya untuk mendorong produksi peternakan di desa dan dibarengi produksi energi berupa biogas.

“Dana yang akan dikucurkan untuk tiap desa bisa sampai Rp1,4 miliar. Jadi desa harus punya badan usaha milik desa, bisa koperasi, bisa yang lain, yang diperlukan sekarang adalah desa bisa mandiri. Ternak yang ada di desa dipusatkan dalam satu tempat/kandang sehingga sapi ini bisa memproduksi energi, desa bisa produksi energi,” kata Jokowi.

Advertisement

Sebelumnya, Jusuf Kalla (JK) mempertanyakan impor minyak atau BBM yang sangat besar tahun ini. “Subsidi kita naik dalam sejarah negara, listrik mati di mana-mana, apa yang terjadi?” tanya JK.

Hatta menjawab dengan balik menyindir kebijakan JK saat masih menjadi wapres. “Sejak bapak JK dulu, terjadi penurunan suplai minyak, sumur-sumur minyak kita memang mengalami penurunan. Tidak ada yang salah dengan itu, awal 2015 angka produksi minyak kita naik 1 juta barel,” kata Hatta.

Hatta juga mengklaim kondisi saat ini jauh lebih baik. Dia juga menyebut pada masa JK jadi wapres, produksi minyak sudah turun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif