News
Selasa, 14 Januari 2020 - 10:19 WIB

DBD Serang 12 Orang di Gunungkidul, 1 Meninggal

Newswire  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sebanyak 12 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dari 12 pasien itu, satu di antaranya meninggal dunia, Jumat (10/1/2020) lalu. Salah satu pasien DBD yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut adalah Alifa Rosita, 11, warga Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.

Advertisement

"Dari 12 pasien yang dirawat di RSUD Wonosari meninggal dunia atas nama Alifa Rosita. Pasien positif DBD. Kami sempat merawat, tapi nyawanya tidak bisa ditolong," ujar Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari, Sumartana, sepert dikutip Kantor Berita Antara, Selasa (14/1/2020).

Sumartana menjelaskan tim medis sudah berusaha untuk menolong korban, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien terlambat dirujuk ke rumah sakit sehingga nyawanya tidak tertolong.

"Pasien dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah. Kami sudah berupaya maksimal menangani pasien, tapi pasien tidak tertolong," katanya.

Advertisement

Ia mengaku sudah melapor ke Dinas Kesehatan atas adanya pasien DBD meninggal. Sumartana menjelaskan pasien meninggal itu sebagai yang pertama pada 2020. Pada 2019, RSUD merawat 297 pasien DBD, tetapi tidak ada yang sampai meninggal dunia.

Ia menambahkan masyarakat diminta mengenali cirri-ciri awal penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aides agepty itu demi mengurangi risiko fatal penyakit DBD. Pengenalan tanda penyakit demam berdarah itu, kata dia, sebagai langkah penting untuk menyelamatkan korban.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk jeli terhadap gejala DBD. Kalau ada gejala panas segera diperiksakan ke puskemas terdekat supaya dapat ditangani dengan cepat," katanya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD. Sesuai dengan siklus kembang biak nyamuk, jelasnya, musim penghujan merupakan waktu yang rawan terjadinya serangan DBD.

"Hal itu perlu diantisipasi agar penyebaran penyakit DBD tidak semakin meluas," terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif