News
Selasa, 18 Mei 2010 - 19:50 WIB

Daya saing Indonesia terus melemah

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) optimis Indonesia mampu bersaing dalam perdagangan bebas ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) yang berlaku 1 Juni mendatang. Hipmi menilai India lebih banyak membutuhkan Indonesia dari pada sebaliknya.

Justru, China masih dianggap sebagai negara yang perlu diantisipasi dunia usaha dalam negeri saat ini terkait dengan perdagangan bebas ASEAN dengan China. “Yang perlu dikhawatirkan adalah China bukan India. China masih menjadi ancaman bagi industri dalam negeri, karena saat ini mulai terlihat daya saing Indonesia terhadap China terus melemah,” tutur Ketua Umum Hipmi, Erwin Aksa, saat ditemui  Espos, di sela-sela Pelantikan Pengurus Hipmi Solo di Pendapi Gede Balaikota Solo, Senin (17/5) malam.

Advertisement

Erwin mengatakan India lebih banyak membutuhkan barang-barang dari Indonesia, terutama hasil bumi, seperti sawit, crude palm oil (CPO) dan beras. Sementara, impor Indonesia dari India hanya barang-barang manufaktur.

Menurunnya daya saing itu, menurut Erwin, juga terus terlihat ketika pemerintah terlalu fokus dengan urusan konflik politik. Konflik politik dinilai menjadi faktor penyebab yang signifikan membuat Indonesia tertinggal sangat jauh dari China, terutama dari sisi pertumbuhan dunia usaha. Semestinya, pemerintah fokus mempercepat pertumbuhan infrastruktur. “Karena buntut dari semua persoalan politik di negara ini adalah Indonesia tidak mempunyai daya saing.”

Saat ini, lanjut Erwin, kapasitas produksi sejumlah sektor industri mulai terganggu. Terutama industri-industri yang ada di wilayah Jawa Tengah. “Ini harus ditanggapi secara bijak.” Penyikapan dari sisi fiskal yang bisa mendorong kapasitas produksi dalam negeri harus diperbaiki. Begitu pula penyikapan terhadap ekspor <I>row material<I> yang semestinya sudah mulai dikurangi.
Ditambahkan Ketua VI DPD Hipmi Jateng, Alfian Arifianto, di tengah persaingan global seperti saat ini semestinya pemerintah mengubah paradigma untuk fokus mengembangkan sumber daya manusia dan memperluas kesempatan bekerja. “Bukan hanya sekadar mengejar target angka pertumbuhan ekonomi makro.”
Sementara Ketua Umum Hipmi Solo terpilih, Farid Sunarto, menyampaikan melalui berbagai upaya Hipmi siap mencetak pengusaha lokal yang mampu bersaing di pasar Internasional.

Advertisement

haw

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : AIFTA HIPMI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif