News
Kamis, 14 Januari 2010 - 13:15 WIB

Dari sebut Daeng hingga mikrofon JK mati warnai sidang Pansus Century

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Saat mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) sedang memberikan keterangan kepada Pansus Bank Century, mikrofon di mejanya tiba-tiba mati. Sidang pun diskors selama 3 menit.

Dalam sidang itu, anggota Pansus Maruarar Sirait menanyakan soal kepergian Presiden SBY ke luar negeri sehingga tugasnya dilimpahkan ke JK. JK lalu menerima laporan soal Bank Century.

Advertisement

Namun saat JK hendak menjawab, mikrofonnya mati. JK bingung karena suaranya tidak terdengar. Anggota pansus pun memperhatikan ada kejanggalan. Ketua sidang Mahfudz Sidik segera menskors sidang.

“Sementara sidang kita skors 3 menit,” kata Mahfudz di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1).

Advertisement

“Sementara sidang kita skors 3 menit,” kata Mahfudz di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1).

Petugas Setjen segera memperbaiki mikrofon JK. Mahfudz pun menawarkan JK mencicipi makanan ringan selama jeda waktu. “Pak JK, silakan makanannya dicicipi,” kata Mahfudz.

Selain mencicipi makanan, JK pun mengobrol dengan Fahmi Idris dan Yuddy Chrisnandi yang duduk di kursi deretan belakang di ruang Pansus. Mikrofon JK menyala kembali setelah 1 menit diperbaiki. JK lalu melanjutkan menjawab pertanyaan Maruarar.

Advertisement

Ruhut mendapat kesempatan bertanya setelah Fraksi Partai Hanura. Saat Ruhut akan memulai bicara, teriakan ‘huu’ di ruang Pansus di gedung DPR, Kamis (14/1) menggema.

Ruhut yang selalu berbicara panjang menyebut JK dengan Daeng. Bahkan, pada saat JK memotong pembicaraan, Ruhut dengan suara agak meninggi mengatakan, “Mohon Daeng tidak marah terlebih dulu. Saya menghormati Daeng.”

JK yang dipanggil dengan Daeng tidak marah. Namun, anggota Pansus lainnya, Akbar Faizal dari Fraksi Partai Hanura, mempersoalkan Ruhut. Dia meminta agar di dalam pemeriksaan Pansus, anggota Pansus tidak menyinggung-nyinggung soal kedaerahan. “Ini bagian dari etika yang harus dipegang,” kata Akbar.

Advertisement

Seorang anggota Pansus lainnya juga berteriak keras. “Saya juga tersinggung dengan pemanggilan Daeng,” terang anggota DPR itu.

Akhirnya, setelah dipersoalkan, Ruhut pun mengalah. Ruhut mengaku dia menyebut JK dengan Daeng sebagai penghormatan. “Saya mohon maaf,” kata Ruhut. Pimpinan sidang, Mahfudz Sidik pun meminta agar kejadian seperti yang dilakukan Ruhut tidak terulang lagi.

dtc/isw

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif