SOLOPOS.COM - Dandim 1601 Sumba Timur, Letkol Czi Dwi Joko Siswanto, mengecek proyek air bersih. (Pendim 1601 Sumba Timur)
Solopos.com, WAINGAPU — Dandim 1601/Sumba Timur, Letkol (Czi) Dr. Dwi Joko Siswanto, S.E. M.I.Pol, menargetkan penuntasan masalah air bersih di wilayah tersebut. Kebutuhan air selama ini menjadi masalah urgent yang belum bisa terselesaikan secara permanen.
“Karena topografi Sumba Timur sebagian adalah perbukitan, Kodim 1601 berupaya membantu kebutuhan air untuk warga. Beragam upaya kami lakukan dengan melibatkan babinsa, warga, serta pihak lainnya untuk pemenuhan air bersih yang diprogramkan tuntas secara permanen,” ujar Dandim, Rabu (17/11/2021).
Dandim peraih gelar doktor pada 2020 ini menyatakan proyek utama yang terlaksana adalah pembangunan pompa hidram. Pada proyek ini Kodim 1601/Sumba Timur didukung sepenuhnya oleh Kodam IX Udayana. Total ada 21 lokasi pompa hidram yang dikerjakan di Sumba Timur.
Baca Juga : Kodim 1601 Terlibat Pencarian Spot Air Water 4 Sumba
Baca Juga : Kodim 1601 Terlibat Pencarian Spot Air Water 4 Sumba
Pompa hidram ini selain untuk pengairan juga diarahkan untuk memenuhi keperluan air bersih untuk masyarakat. Pemanfaatan teknologi hiram ini dianggap paling efektif dan mudah dikerjakan oleh anggota TNI AD dan masyarakat.
“Teknologi pompa hidram ini terbilang sederhana dan bisa diaplikasikan di kawasan Sumba Timur. Kodim 1601 melibatkan babinsa untuk survei hingga pembangunan proyek pompa hidram. Masyarakat sekitar kami libatkan untuk ikut merawat pompa-pompa hidram ini tetap bekerja. Harapannya pompa ini terus bertahan dalam jangka waktu lama,” ujar perwira abiturien Akademi Militer (Akmil) 2000 ini.
Baca Juga : Pompa Hidram Bantu Warga Sumba Timur Peroleh Air
Robert sebelumnya menyelesaikan lari Jakarta ke Denpasar dan akan bersepeda sejauh 80 km hingga 90 km di Sumba Timur. Ini adalah bagian dari gerakan Water 4 Sumba yang memberikan 1 juta liter air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan di Sumba Timur. “Kodim 1601 terlibat mulai dari mencari titik air, pengerjaan, sosialisasi hingga pemanfaatan untuk warga sekitar,” papar perwira yang pernah tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Kongo itu.