Solopos.com, SOLO — Dampak wabah virus corona (Covid-19) pada sektor perokonomian juga memicu melonjaknya pengangguran di Amerika Serikat (AS). Orang yang menganggur di Negeri Paman Sam itu naik dari 3,5% menjadi 14%.
Angka itu diungkapkan bank sentral di AS, Federal Reserve System atau The Fed. Gubernur The Fed, Jerome Powell mengatakan sebelum angka pengangguran menurun harus meningkatkan minat belanja terlebih dahulu.
Dengan tingkat konsumsi yang naik, maka tingkat pengangguran bisa ditekan. "Saya tidak berpikir itu akan mendekati level terendah dalam sejarah yang kita miliki baru-baru ini pada Februari sekitar 3,5%," kata Powell dikutip Detik.com, Kamis (30/4/2020).
Meski demikian, Powell memprediksi kegiatan tersebut tidak akan membuat pemulihan penuh pasar tenaga kerja. "Itu akan membutuhkan waktu untuk kembali," katanya.
The Fed menyatakan pemulihan ekonomi sebagai dampak virus corona, termasuk mengatasi pengangguran, tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Apalagi pihaknya akan melanjutkan kebijakan stimulus jangka menengah.
Powell menyebut ada tiga alasan mengapa The Fed menilai pemulihan ekonomi tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pertama, waktu penanggulangan virus corona tidak bisa ditentukan atau penuh ketidakpastian.
Kedua, ekonomi di AS rusak parah, banyak masyarakat menjadi pengangguran dan kehilangan keterampilan sehingga membuat mereka sulit mengawali kariernya sebagai dampak wabah corona. Ketiga, krisis global yang akan membebani ekonomi AS.