News
Rabu, 18 November 2020 - 07:20 WIB

Dampak Sekolah Tutup di Kenya: Banyak Remaja Hamil

Indah Pranataning Tyas  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jackline Bosibori dan Adiknya Angel Moraa. (Reuters)

Solopos.com NAIROBI — Kehamilan remaja meningkat di beberapa bagian Kota Kenya. Hal ini diakibatkan penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19.

Jackline Bosibori, salah satu remaja Nairobi berumur 17 tahun, menangis saat mengetahui dirinya hamil. Ibunya Ann Kemunto sempat pingsan di rumah saat mengetahui kabar tersebut.

Advertisement

KPU Solo Mulai Rakit Kotak Suara Pilkada 2020, Surat Suara Dikirim Akhir Pekan Ini

Ann khawatir tidak mampu memberi makan satu mulut lagi, karena dirinya sudah kesulitan menghidupi enam anak sendirian. Untuk menghidupi keluarganya, Ann Kemunto hanya berjulan sayuran di pinggir jalan.

Advertisement

Ann khawatir tidak mampu memberi makan satu mulut lagi, karena dirinya sudah kesulitan menghidupi enam anak sendirian. Untuk menghidupi keluarganya, Ann Kemunto hanya berjulan sayuran di pinggir jalan.

Pekerjaan Tambahan

Dilansir Reuters, Selasa (17/11/2020), akibat tutupnya sekolah karena pandemi Covid-19, Bosibori diketahui terlibat dengan seorang pria berusia dua puluhan. Ketika dirinya mengatakan kehamilannya, pria tersebut berhenti menghubunginya.

“Kalau saya masih sekolah, itu mungkin tidak terjadi,” kata Bosibori. Bosibori mengaku bercita-cita menjadi pengacara. Selama kehamilannya, Bosibori membantu pekerjaan rumah seperti mencuci baju.

Advertisement

Gunung Merapi Siaga, Sukarelawan dari Sragen Ikut Siaga

Organisasi non pemerintah yang bekerja di bidang kesehatan reproduksi Kenya melaporkan, bahwa pandemi menyebabkan peningkatan kehamilan remaja. Menurut data IRC, kehamilan remaja meningkat tiga kali lipat di Lodwar, kota pling utara Kenya. Tercatat ada 625 kasus kehamilan remaja pada periode Juni-Agustus tahun ini, yang dibandingkan tahun lalu hanya tercatat 226 pada periode sebelumnya.

Sementara di kamp pengungsian Kakuma, kehamilan remaja meningkat menjadi 51 kasus pada periode Maret- Agustus 2020. Sementara tahun sebelumnya, hanya tercatat 15 kehamilan di periode yang sama.

Advertisement

Data WHO

Peningkatan kasus kehamilan remaja juga terjadi di klinik yang dikunjungi Bosibori bersama temannya yang juga hamil. Klinik tersebut melaporkan bahwa jumlah calon anak perempuan telah meningkat. “Sejak Covid-19 dimulai, kami mengalami lebih banyak kasus kehamilan remaja,” kata perawat Joy Ambiyo.

SE Pembukaan Wisata Air di Klaten Dicabut, Bukan Karena Lonjakan Kasus Covid-19

“Kami tau bahwa gadis muda yang hamil tidak mengakses layanan kesehatan seperti wanita dewasa, karena keputusan tersebut,” kata Ademola Olajide, perwakilan Dana Kependudukan PBB di Kenya.

Advertisement

Ademola menambahkan, kurangnya akses layanan kesehatan membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi kesehatan dan aborsi yang tidak aman. Menurut WHO, secara global kehamilan dan persalinan menjadi penyebab utama kematian anak perempuan berusia 15-19 tahun.

Bosibori sendiri mengalami beberapa komplikasi. Dokternya merekomendasikan operasi caesar. Namun dia dan ibunya merasa khawatir untuk melakukan prosedur tersebut. Mereka kemudian meminta persetujuan dari tabib tradisional. Atas persetujuannya, Bosibori menjalani operasi ceaser dan melahirkan bayi perempuan dengan berat 3,3 kg.

Usaha Warga Pedan Klaten Ini Tetap Berdiri Tegak di Tengah Pandemi, Ternyata Ini Kuncinya

Ann Kemunto mengatakan akan memikirkan cara untuk merawat cucunya saat sekolah-sekolah di Kenya dibuka kembali sepenuhnya pada Januari. Ann bersikeras bahwa anak gadisnya itu harus kembali ke sekolah agar bisa mencapai cita-citanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif