Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Port-au-Prince–Sepuluh warga AS ditahan di Haiti karena mencoba membawa 33 anak-anak Haiti ke luar negeri tanpa izin pemerintah ataupun surat-surat resmi. Mereka menghadapi tuduhan penculikan anak.
Para misionaris AS itu terdiri dari lima pria dan lima wanita. Mereka bekerja untuk badan amal yang berbasis di Idaho, AS, New Life Children’s Refuge. Mereka dituduh mencoba menculik anak-anak yang berumur antara 2 bulan hingga 12 tahun.
Para pejabat Haiti dengan cepat menyerukan agar para misionaris itu dituntut atas dakwaan penculikan. Namun menurut pengacara kesepuluh warga AS itu, ada kemungkinan mereka akan dipulangkan ke AS untuk kemungkinan diadili di sana.
Kesepuluh warga AS itu ditangkap di perbatasan Republik Dominika pada Jumat, 29 Januari waktu setempat. Mereka bersikeras tidak terlibat dalam perdagangan anak.
Para misionaris itu berdalih ingin membawa anak-anak itu ke sebuah hotel di pantai Republik Dominika, yang dijadikan sebagai tempat yatim piatu oleh dua anggota misionaris, Laura Silsby dan Charisa Coulter, yang ikut ditahan.
Diakui Silsby, anak-anak itu tidak memiliki surat-surat resmi termasuk paspor atau izin untuk meninggalkan negara dari pemerintah Haiti. Namun ditambahkannya, dia menyangka hal itu tak akan menjadi masalah. “Saya cuma mencoba melakukan hal yang benar,” tegas Silsby seperti dilansir harian Telegraph, Selasa (2/2).
Menyusul gempa dahsyat di Haiti pada 12 Januari lalu, Silsby dan rekan-rekannya berencana untuk menyelamatkan anak-anak Haiti yang telantar di jalan-jalan, rumah sakit lapangan ataupun tempat-tempat yatim piatu yang hancur.
Menurut Silsby, 33 anak-anak itu berasal dari tempat yatim piatu di Haiti. Menurut staf tempat yatim piatu yang kini menampung anak-anak itu di pinggiran Port-au-Prince, ibukota Haiti, beberapa anak mengeluh tidak ingin meninggalkan Haiti.
dtc/isw