News
Kamis, 22 Juli 2021 - 23:00 WIB

Covid-19 Belum Reda, India Diserang Jamur Hitam

John Andhi Oktaveri  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - 22Ilustrasi mucormycosis atau jamur hitam. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Serangan virus corona pemicu Covid-19 belum lagi reda, namun India masih pula dibikin pusing dengan serangan jamur hitam. India mencatat lebih dari 45.000 kasus jamur hitam yang mematikan selama dua bulan terakhir.

Padahak menurut Kementerian Kesehatan India, di saat bersamaan paparan wabah Covid-19 masih tinggi di negara itu. Deputi Menteri Kesehatan, Bharati Pravin Pawar mengatakan kepada parlemen bahwa lebih dari 4.200 orang telah meninggal karena jamur yang nama ilmiahnya adalah mucormycosis tersebut seperti dikutip Channelnewsasia.com, Kamis (22/7/2021).

Advertisement

Infeksi atas jamur itu sebelumnya dianggap sangat jarang, tetapi kasusnya meningkat selama pandemi yang biasanya menyerang pasien setelah pemulihan dari infeksi virus corona.

Baca Juga: Tangkal Varian Delta, Pakar di India Sarankan Vaksinasi Covid-19 Anak

Ini adalah penyakit yang sangat agresif dan ahli bedah telah dipaksa untuk menghilangkan fungsi mata, hidung dan rahang dari pasien untuk menghentikan penyebarannya ke otak. Sedangkan tingkat kematiannya lebih dari 50%.

Advertisement

Menurut data pemerintah India, jumlah kasus jamur hitam tertinggi dilaporkan di negara bagian barat Maharashtra, yaitu 9.348.

India hanya menangani rata-rata 20 kasus setahun sebelum pandemi dan hanya orang-orang dengan kekebalan yang sangat lemah yang berisiko. Mereka termasuk yang memiliki kadar gula darah tinggi, HIV, atau penerima transplantasi organ.

Dinyatakan Epidemi

Para ahli telah mengaitkan kenaikan kasus jamur hitam baru-baru ini dengan penggunaan steroid yang berlebihan untuk mengobati Covid-19.

Advertisement

Pemerintah India menyatakan jamur itu sebagai epidemi pada bulan Mei ketika kasusnya melonjak dan media sosial telah dibanjiri dengan permohonan putus asa untuk mendapatkan obat-obatan untuk mengobati penyakit tersebut.

Data pemerintah yang dipaparkan pada Selasa lalu menunjukkan jumlah infeksi memuncak selama Mei dan Juni dan sejak itu menurun secara substansial. Akan tetapi surat kabar Hindustan Times melaporkan pada Senin bahwa telah terjadi peningkatan kasus di antara anak-anak di negara bagian Rajasthan di utara.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif