News
Senin, 25 Desember 2017 - 15:43 WIB

Chocolicious Tolak Tuliskan Selamat Natal di Kue, Ini Kekhawatiran Yudi Latif

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Status akun Chocolicius Indonesia tentang penolakan menuliskan ucapan selamat Natal. (Facebook/Chocolicious Indonesia)

Yudi Latif mengkhawatirkan seandainya sikap Chocolicious menuliskan selamat Natal di kue disebabkan intimidasi.

Solopos.com, JAKARTA — Sikap toko kue Chocolicious di Makassar menjadi kontroversi setelah mengunggah status di media sosial tentang penolakan mereka menuliskan ucapan selamat Natal di kue pesanan pelanggannya. Pernyataan ini mengundang kecaman, meski ada juga yang mendukung.

Advertisement

Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif ?menilai ada dua kemungkinan faktor penyebab Chocolicious bersikap seperti itu. Pertama bisa karena pemahaman keagamaan yang dangkal, kedua takut diintimidasi atau dipersekusi kelompok tertentu.

“Itu bisa mencerminkan dua hal, bisa saja itu mencerminkan pemahaman keagamaan. Tetapi bisa juga efek dari akibat ketakutan-ketakutan akan kemungkinan dampak buruk yang ditimbulkan,” kata Yudi kepada Suara.com, Senin (25/12/2017), dilansir Suara.com.

Advertisement

“Itu bisa mencerminkan dua hal, bisa saja itu mencerminkan pemahaman keagamaan. Tetapi bisa juga efek dari akibat ketakutan-ketakutan akan kemungkinan dampak buruk yang ditimbulkan,” kata Yudi kepada Suara.com, Senin (25/12/2017), dilansir Suara.com.

Mengenai ?pemahaman keagamaan masyarakat masih ada yang menganggap tidak boleh mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani menjadi tanggung jawab pemuka agama dalam memberikan interpretasi lain. Padahal Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), PPP Muhammadiyah dana Majelis Ulama Indonesia telah menyatakan bahwa menyampaikan selamat Natal diperbolehkan dalam hukum Islam.

?”Berarti harus ada proses sosialisasi, di mana tokoh-tokoh agama memberikan penafsiran agama yang lebih inklusif, lebih toleran. Tapi juga tugas pendidikan, kewarganegaraan untuk lebih mengembangkan budaya dan nilai nilai toleransi,” ujar dia.

Advertisement

“Tapi kalau itu efek dari ?ketakutan, karena ditempat lain juga ada, sampai pedagang bunga juga nggak mau [buat ucapan Natal]. Saya kira itu tugas negaralah untuk memastikan bahwa pedagang-pedagang itu juga berjualan secara tenang tanpa harus takut. Sejauh tidak melanggar Undang-undang mestinya boleh berjualan apapun tanpa harus ketakutan,” kata dia.

“Saya kira aparatur keamanan harus lebih menjamin kemungkinan-kemungkinan ancaman terhadap orang-orang itu.”

Pada Minggu (24/12/2017), akun Facebook Chocolicious menyampaikan penolakan mereka untuk menuliskan ucapan selamat Natal. Mereka mengklaim sikap itu didasarkan pada keyakinan mereka.

Advertisement

“Dengan segala kerendahan hati dan segala hormat. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami dari Chocolicious Indonesia belum bisa memberikan atau menyediakan tulisan ucapan selamat Natal dan semisalnya.

Bukan berarti kami tidak menghargai agama mas/mba. Akan tetapi dengan segala hormat inilah yang harus kami jalankan dari prinsip agama kami. Sekali lagi kami mohon maaf dari hati kami yang paling tulus dan rasa saling menghormati dan menghargai sebagai anak bangsa Indonesia.

Kami tetap menyediakan kartu ucapan dan papan cokelat sebagai kelengkapan pesanan mas/mba. Silakan diberikan ucapan sendiri. Sekali lagi, kami mohon perkenaannya.”

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Chocolicious Natal 2017
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif