News
Senin, 11 Oktober 2021 - 04:47 WIB

China Tawarkan Reunifikasi Damai, Presiden Taiwan Tak Mau Tunduk

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen (wikipedia)

Solopos.com, TAIPEI — Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk saat membalas pernyataan China soal reunifikasi damai.

“Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tidak ada yang bisa memaksa pulau ini untuk menerima jalan yang telah ditetapkan China, yang tidak menawarkan kebebasan maupun demokrasi,” demikian pernyataan balasan Presiden Tsai Ing-wen untuk China, seperti dilansir detikcom dari Reuters, Minggu (10/10/2021).

Advertisement

Berbicara pada peringatan acara Hari Nasional Taiwan, Tsai mengatakan dia berharap untuk meredakan ketegangan di Selat Taiwan. Dia juga menegaskan Taiwan tidak akan “bertindak gegabah”.

“Tapi seharusnya tidak ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan,” katanya dalam pidato di luar kantor kepresidenan di pusat Taipei.

Advertisement

“Tapi seharusnya tidak ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan,” katanya dalam pidato di luar kantor kepresidenan di pusat Taipei.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 11 Oktober 1968, Peluncuran Misi Apollo 7

“Kami akan terus memperkuat pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk membela diri untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami,” tambah Tsai.

Advertisement

Diketahui Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri berada di bawah tekanan militer dan politik yang semakin meningkat dari China, salah satunya misi angkatan udara China yang berulang di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, yang menjadi perhatian internasional.

China, yang terus menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya, ingin Taiwan menerima kedaulatannya. Namun otoritas Taiwan berjanji akan mempertahankan kebebasan yang dimilikinya dan menegaskan bahwa hanya warganya yang bisa memutuskan masa depan negara itu.

Baca Juga: Pesawat Pembawa Rombongan Penerjun Jatuh, 16 Tewas

Advertisement

Situasi Lebih Kompleks

Pada Sabtu (9/10/2021) lalu, Presiden China, Xi Jinping, berjanji untuk mewujudkan reunifikasi secara damai dengan Taiwan dan tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan. Namun, dia mendapat reaksi marah dari Taipei, yang mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.

Tsai mengulangi tawaran untuk berbicara dengan China atas dasar kesetaraan. Namun China menolak untuk berurusan dengannya sembari mengatakan Tsai adalah separatis yang menolak untuk mengakui Taiwan adalah bagian dari “satu China”.

“Niat baik Taiwan tidak akan berubah, dan akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mencegah status quo dengan China diubah secara sepihak,” kata Tsai.

Advertisement

Tsai juga memperingatkan bahwa situasi Taiwan “lebih kompleks daripada di titik lain mana pun dalam 72 tahun terakhir”, dan bahwa kehadiran militer rutin China di zona pertahanan udara Taiwan telah secara serius mempengaruhi keamanan nasional dan keselamatan penerbangan.

Baca Juga: Mantan Pelatih Arema FC Disebut Bakal Tukangi PSG Pati

Sementara itu, Tsai saat ini tengah mengawasi program modernisasi militer untuk meningkatkan pertahanan dan pencegahannya, termasuk membangun kapal selamnya sendiri.

“Taiwan berdiri di garis depan membela demokrasi,” kata Tsai.

Diketahui Angkatan Udara China melakukan penyusupan selama empat hari berturut-turut ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan sejak 1 Oktober lalu, yang melibatkan 150 jet tempur dan pesawat militer. Xi tidak menyebut aktivitas militer China itu dalam pidatonya.

Taiwan menyebut dirinya sebagai negara merdeka dengan nama resmi Republik China. Disebutkan bahwa Republik China berdiri tahun 1912 dan pemerintahannya kabur ke Taiwan tahun 1049 setelah kalah dalam perang sipil dengan Partai Komunis, yang menguasai Republik Rakyat China sekarang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif