SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, SHANGHAI –</strong> <a href="http://viral.solopos.com/read/20180507/486/914695/pekerja-di-china-ditampari-manajer-gara-gara-tak-target">China</a> meluncurkan satelit untuk membangun hubungan komunikasi antara Bumi dan Bulan, Senin (21/5/2018). Satelit tersebut rencananya akan menjelajahi sisi gelap bulan. </p><p>Mengutip Administrasi Ruang Angkasa Nasional China, <em>Xinhua</em> sebagaimana dikutip <em>Antara</em>, melaporkan satelit itu diluncurkan pada pukul 05:28 waktu setempat, dengan menggunakan roket Long March-4C dari pusat peluncuran Xichang di barat daya negara itu.</p><p>"Peluncuran ini merupakan langkah kunci bagi <a href="http://viral.solopos.com/read/20180416/486/910683/beda-usia-15-tahun-pernikahan-pasangan-ini-jadi-viral-di-china-">China</a> mewujudkan tujuannya menjadi negara pertama yang mengirim penyelidikan dengan mendarat dan menjelajahi sisi jauh dari Bulan," kata <em>Xinhua</em> mengutip Zhang Lihua, manajer proyek satelit relai.</p><p>Satelit yang dikenal sebagai Queqiao atau Jembatan Magpie ini, akan menetap di orbit setinggi sekitar 455.000 km dari Bumi dan akan menjadi satelit komunikasi pertama di dunia yang beroperasi di sana.</p><p><a href="http://news.solopos.com/read/20180507/496/914909/diminta-beli-minyak-sawit-china-minta-indonesia-tambah-impor-jeruk-mandarin">China</a> ingin mengejar ketinggalan dengan Rusia dan Amerika Serikat untuk menjadi kekuatan ruang angkasa terbesar pada tahun 2030.</p><p>Negeri Tirai Bambu tersebut berencana meluncurkan pembangunan stasiun angkasa berawak sendiri tahun depan.</p><p>China bersikeras ambisinya murni bermaksud dengan damai, namun Departemen Pertahanan AS telah menuduh mereka melakukan kegiatan yang bertujuan mencegah negara-negara lain menggunakan aset berbasis ruang selama krisis.</p>