News
Kamis, 12 April 2012 - 12:48 WIB

CAPRES GOLKAR 2014: Rivalitas Ical dan JK menguat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA–Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Tantowi Yahya mengakui telah terjadi rivalitas pencapresan antara mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie yang menjadi ketua umum saat ini.

Menurut Tantowi, rivalitas di antara kader partai itu merupakan bentuk dinamika politik yang semakin menghangat menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 mendatang. Namun demikian, Tantowi menyebutkan rivalitas tersebut merupakan hal biasa yang terjadi di dalam tubuh parpol yangt lahir di zaman Orde Baru tersebut.

Advertisement

“Saya rasa rivalitas di politik itu ada. Jangankan hanya di tingkat atas, kita di tingkat calon anggota legislatif saja, terutama dengan sistem terbuka ini, masih terjadi rivalitas sesama partai,” ujarnya menjelang pelaksanaan sidang paripurna DPR, Kamis (12/4/2012).

Menurutnya, seluruh kader Partai Golkar memiliki hak yang sama untuk dipilih sebagai pengurus maupun calon presiden dari partai.

Tantowi kemudian menyebutkan sejumlah nama kader Partai Golkar yang berpotensi menjadi calon presiden mendatang. Nama-nama tersebut di antaranya, termasuk mantan Gubernur Provinsi Gorontalo yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan , Fadel Muhammad, Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Tohari, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Bowono X selain kedua tokoh tersebut.

Advertisement

Terkait dengan adanya pandangan sejumlah tokoh senior Partai Golkar bahwa Aburizal, yang akrab disapa Ical, belum tentu akan menjadi capres Golkar karena harus ada mekanisme survei, lebih jauh Tantowi mengakui bahwa mekanisme survei itu tetap menentukan. Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan capres yang muncul nantinya adalah tokoh selain Ical karena ada mekanisme survei tersebut.

“Bisa saja (selain Ical), namun aspirasi yang bergerak dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) juga fakta politik yang tidak bisa diabaikan,” ujarnya. Menurutnya antara mekanisme survei dan aspirasi DPD merupakan sebuah konvensi yang telah disepakati sejauh ini. Hanya saja Tantowi menjelaskan bahwa asumsi yang digunakan sejauh ini adalah bahwa lebih dari 27 DPD telah menyampaikan aspirasinya untuk mendukung Ical sebagai calon presiden mendatang.

Sebelumnya, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi mengatakan tidak jelasnya mekanisme penetapan calon presiden dari Partai Golkar akan menjadi bom waktu bagi partai itu. Kondisi itu, ujarnya, mengukuhkan opini bahwa siapaun calon presiden yang diajukan partai itu pasca reformasi selalu kalah dalam Pemilu.

Advertisement

Dia menilai saat ini muncul persaingan capres dari partai Golkar antara Icalyang diputuskan berdasarkan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Jusuf Kalla yang lebih populer di internal partai.

“Golkar selama ini tidak punya mekanisme yang baku soal penetapan capres. Ini akan menjadi bom waktu bagi Golkar kalau tidak terjadi satu kesepakatan di kalangan elit soal mekanisme pencapresan,” ujar Burhanuddin menjelaskan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif