News
Sabtu, 13 April 2019 - 21:34 WIB

Bukan Jokowi, Prabowo Sebut Ekonomi Salah Arah Karena Presiden-Presiden Sebelumnya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Debat terakhir Pilpres 2019, Sabtu (13/4/2019) malam WIB, sudah berlangsung seru sejak awal. Capres nomor urut 01, jawaban Joko Widodo (Jokowi) soal kebijakan untuk menstabilkan harga komoditas pertanian dan perikanan langsung disambar Prabowo dengan mangatakan kebijakan pemerintah salah jalan.

Jokowi menghadapi pertanyaan soal strategi dan kebijakan konkret menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan. “Strategi ke depan adalah hilirisasi. Kita butuh industrialisasi, pengolahan, pengalengan, sehingga yang kita ekspor barang yang sudah diolah, bukan barang mentah,” kata Jokowi.

Advertisement

Menanggapi hal ini, Prabowo langsung menyampaikan protesnya. “Justru di sini letak masalah, dimana saya singgung ekonomi kita salah arah, terjadi deindustralisasi,” ungkap Prabowo. “Tadi niat pak Jokowi bagus [hilirisasi], tapi kenapa mengizinkan import, kenapa tidak kita bangun industralisasi. Kenapa justru gencar membangun infrastruktur,” lanjutnya.

Prabowo menyebut, pembangunan infrastruktur lebih menguntungkan pelaku pasar global, bukan domestik. “Perlu ada reorientasi pembangunan, perlu ada policy yang tegas agar pelaku industri dalam negeri kita lebih sejahtera,” sebut Prabowo.

Menanggapi pernyataan Prabowo, Jokowi menyebut pengelolaan ekonomi makro beda dengan ekonomi mikro. “Perlu ada tahapan besar, tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Infrastruktur dulu ini yang kita bikin, lalu kita lakukan pembangunan suber daya, lalu sampai ke reformasi teknologi.”

Advertisement

Berbeda dari protes awalnya, Prabowo mengaku tak menyalahkan Jokowi. “Saya terus terang saja tidak menyalahkan pak Jokowi, ini salah kita bersama, kita harus berani mengoreksi diri, kita harus mencontoh RRC yang mampu melakukan loncatan ekonomi,” kata Prabowo.

Prabowo lantas menyebut kesalahan ini sudah terjadi sejak presiden sebelum-sebelumnya. “Ini kesalahan kita semua. Jadi kita ini salah jalan, kita harus kembali ke UUD,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif