News
Kamis, 16 April 2020 - 04:24 WIB

Bukan Cuma Indonesia, Jepang Krisis APD Sampai Minta Warga Sumbang Jas Hujan

Newswire  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ford berhenti sementara membuat mobil dan memanfaatkan material airbag untuk APD. (Istimewa)

Solopos.com, OSAKA - Kota Osaka Jepang mengeluhkan kelangkaan alat pelindung diri atau APD di tengah wabah virus corona Covid-19. Pemerintah Kota menyampaikan permintaan mendesak agar warga mau menyumbang seminimal mungkin jas hujan plastik untuk menambal kekurangan tersebut.

Dilansir Reuters, Rabu (15/3/2020) sejumlah dokter dan tenaga medis perawat pasien Covid-19 di Osaka Jepang mulai mengenakan kantong sampah sebagai alat pelindung diri. Otoritas di Jepang pada minggu lalu menetapkan status darurat di Tokyo dan enam wilayah lain, termasuk di antaranya Osaka.

Advertisement

Fokus Uji Swab, Pemkot Solo Tak Akan Beli Lagi Alat Rapid Test Covid-19

Jumlah pasien terus bertambah sampai mencapai 8.200 jiwa dan 166 korban tewas. Laporan dari media setempat menyebutkan jumlah pasien COVID-19 di Osaka dan prefektur sekitarnya hampir mencapai 900 orang pada Rabu siang. Osaka pun jadi daerah kedua yang terdampak parah di Jepang setelah Tokyo.

APD untuk Tenaga Medis Jepang

Laman resmi Pemerintah Kota Osaka mengumumkan pihaknya menerima sumbangan jas hujan warna dan jenis apa pun, asalkan alat itu dapat digunakan untuk orang dewasa. Pemkot Osaka juga menerima sumbangan poncho, jas hujan berbentuk jubah. Langkah itu dilakukan karena pemerintah kota berupaya meningkatkan persediaan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.

Advertisement

Perantau Naikkan Angka ODR dan ODP di Kabupaten Madiun

Wali kota Osaka, Ichiro Matsui, di hadapan rakyatnya, Selasa (14/4/2020) mengatakan sejumlah fasilitas kesehatan menghadapi kelangkaan seluruh jenis alat pelindung diri. "Beberapa orang bahkan mengenakan kantong sampah," kata dia. "Kami meminta ke siapa pun yang memiliki jas hujan tidak terpakai di rumah, atau yang memiliki stok lebih, agar menghubungi kami," kata Matsui.

Tenaga medis di Jepang dalam beberapa minggu terakhir telah mengingatkan sistem kesehatan dapat kewalahan menghadapi lonjakan pasien COVID-19. Sejumlah perawat mengatakan mereka tidak yakin rumah sakit memiliki persediaan cukup untuk alat pelindung diri seperti masker N95 dan jubah operasi.

Advertisement

Lembaga Eijkmann Kembangkan Obat Terapi Pasien Covid-19

Beberapa perawat di Tokyo mengaku mereka diminta untuk menggunakan kembali masker yang telah dipakai. Menteri Kesehatan Katsunobu Kato telah menemui sejumlah pengusaha pada minggu lalu. Ia mendesak mereka untuk meningkatkan produksi masker dan kebutuhan medis lainnya. Di tengah kelangkaan itu, pengguna media sosial mengatakan mereka mulai menerima masker kain yang dibuat dari pakaian bekas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif