Solopos.com, JAKARTA — Mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat mendapat narasi negatif saat rekannya sesama ajudan Ferdy Sambo, Daden Miftahul Haq, memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
Daden bersaksi untuk dua mantan atasannya, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Daden mengatakan almarhum Yosua pernah bercerita kepada dirinya soal kejenuhan bekerja sebagai ajudan Ferdy Sambo.
Versi Daden, cerita itu meluncur dari mulut Yosua saat mereka berdua pergi mengambil kue dan nasi tumpeng untuk acara ulang tahun pernikahan Sambo dan Putri yang jatuh pada 7 Juli 2022, atau sehari sebelum Yosua dibunuh.
Versi Daden, cerita itu meluncur dari mulut Yosua saat mereka berdua pergi mengambil kue dan nasi tumpeng untuk acara ulang tahun pernikahan Sambo dan Putri yang jatuh pada 7 Juli 2022, atau sehari sebelum Yosua dibunuh.
Baca Juga: Nomor HP Yosua Tiba-Tiba Keluar dari Grup WA Keluarga, Ini Penjelasan Pakar
Menurut Daden, di tengah perjalanan Yosua bercerita tentang keresahannya.
Baca Juga: HP Yosua Masih Hilang, Nomor Tiba-Tiba Bisa Keluar dari Grup WA Keluarga
Kala itu, menurut Daden, dirinya menyarankan kepada Yosua agar memiliki resolusi hidup.
Namun sarannya tersebut langsung disergah Yosua.
“Kalau tidak salah, beliau sampaikan seperti ini ‘nah itu dia, gue enggak punya resolusi Lek’,” papar Daden.
Baca Juga: 3 Terdakwa Pembunuhan Yosua Dihadirkan Bareng Biar Sidang Cepat dan Murah
Seperti diketahui, Brigadir Yosua dieksekusi pada 8 Juli 2022 selepas pukul 17.00 WIB di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ia dibunuh hanya beberapa jam setelah tiba di Duren Tiga, setelah mendampingi rombongan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, yang baru pulang dari Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Sosok Ismail Bolong, Terduga Penyetor Dana Rp6 Miliar kepada Kabareskrim
Tudingan yang diarahkan kepadanya adalah melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi hingga membuat Ferdy Sambo murka.