News
Rabu, 6 September 2017 - 18:41 WIB

BPS Kesulitan Hitung Transaksi E-Commerce

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (illustratiction.fr)

BPS masih kesulitan menemukan cara menghitung transaksi e-commerce.

Solopos.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengkaji pengolahan statistik transaksi online dari e-commerce dengan mengandeng sejumlah pihak guna menyibak fenomena pergeseran konsumsi di masyarakat.

Advertisement

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengungkapkan beberapa pihak yang akan diajak antara lain, Indonesia e-Commerce Association (idEA), Bank Indonesia (BI), dan para akademisi.

“Kami akan gandeng beberapa pihak untuk mempelajari karena hingga saat ini belum ada angka resmi untuk transaksi online di dalam negeri,” papar Kecuk di DPR, Rabu (6/9/2017).

Bukan hanya omzet situs e-commerce itu saja, BPS juga akan melihat transaksi dan harga barang yang dijual di situs online formal. Namun, dia mengungkapkan tantangan yang sulit adalah memperoleh data dari penjualan online informal seperti yang memanfaatkan situs media sosial.

Advertisement

“Ini perlu dipikirkan lagi bagaimana menangkapnya. iDea juga bingung bagaimana menangkapnya,” kata Kecuk.

Ke depannya, dia melihat akan lebih banyak perkembangan terkait transaksi online ini. Sementara itu, PBB juga belum menerbitkan arahan terkait pemantauan data statistik perdagangan online. Namun, BPS pernah melakukan survei terkait pola belanja online ini.

Temuan BPS menunjukan 15% dari 10.000 responden rumah tangga pernah melakukan belanja online. Dia menambahkan 1.500 responden yang belanja online tersebut berasal dari rumah tangga kelas menengah ke atas.

Advertisement

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro akan melakukan pertemuan lebih lanjut dengan Kepala BPS untuk membicarakan masalah data transaksi online ini. Pasalnya, banyak pertanyaan dari berbagai pihak terkait pergeseran pola konsumsi masyarakat.

“Menurut saya BPS harus memanfaatkan big data untuk bisa mengcapture data-data yang bukan berada di pasar fisik, tetapi di pasar yang sifatnya virtual,” katanya. Dia berharap BPS dapat menangkap data transaksi yang informal dari media sosial karena ini sifatnya masif dan memiliki pengaruh besar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif