News
Kamis, 15 November 2012 - 13:21 WIB

BP MIGAS BUBAR: Pemain Migas Wait and See

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA —  Dampak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membubarkan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) dinilai akan membuat pemain migas wait and see.

Ketua Komite Tetap Hulu Migas Kamar Dagang Industri (Kadin) Firlie Ganinduto mengatakan saat ini investasi sedang cerah dan pemain migas sedang merasakan kenyamanan dalam berbisnis migas di Indonesia. Dengan dibubarkannya BP Migas secara tiba-tiba, ini akan membuat pemain migas wait and see.

Advertisement

“Migas merupakan investasi jangka panjang dan besar, sangat memerlukan kepastian  hukum. Sekarang sedang nyaman-nyamannya tiba-tiba BP Migas dibubarkan. Dampaknya pemain akan mengalami ketakutan, takut diputus kontraknya, jadi sekarang pemain migas pasti wait and see,” kata Firlie, Kamis (15/11/2012).

Pemain migas akan melakukan wait and see lantaran kepastian hukum menjadi tidak jelas. Padahal, kepastian hukum merupakan prioritas utama yang dijadikan pertimbangan untuk berinvestasi di bisnis migas.

Advertisement

Pemain migas akan melakukan wait and see lantaran kepastian hukum menjadi tidak jelas. Padahal, kepastian hukum merupakan prioritas utama yang dijadikan pertimbangan untuk berinvestasi di bisnis migas.

Selain itu, lanjut Firlie, kejadian ini seperti mengulang kembali ketika belum disahkannya UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas dimana para pemain migas juga melakukan wait and see.

“Kita sekarang menunggu lagi, seperti dulu tahun 2001 kita menunggu UU migas, investasi semua di wait and see sampai kita melihat kondisi yang kira-kira kita sudah tahu dampak implementasi UU migas, waktu itu kira-kira butuh waktu 5 tahun.”

Advertisement

“Sudah terkelola dengan baik, investor migas sudah nyaman, banyak perusahaan asing dan lokal berinvestasi indonesia, sangat kondusif,” ujarnya. Bila ada yang mengatakan BP Migas pro asing, dia tidak setuju dengan anggapan tersebut. Dia melihat BP Migas sudah cukup fair.

Saat ini, kata Firlie, yang paling penting pemerintah harus mengaskan bahwa seluruh kontrak yang kini tengah berjalan masih berlaku dan operasi migas masih terus berjalan seperti biasa. Pasalnya, seluruh kontrak yang ada harus dihormati.

Donny Indrawan, Manager Corporate Communication PT Chevron Pacific Indonesia menuturkan pihaknya akan tetap terus menjalankan komitmennya untuk men-supply energi. Sambil menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah, Chevron akan tetap beroperasi seperti biasa.

Advertisement

“Chevron bekerja berdasarkan kontrak bagi hasil, kita akan terus menjalankan komitmen kita supply energi. Kita menunggu arahan lebih lanjut, kita akan terus beroperasi, seperti biasa,” kata Donny.

Mengenai izin untuk melakukan kegiatan migas yang biasanya mendapatkan persetujuan BP Migas, Donny enggan berkomentar. “Saya belum bisa berkomentar, terkait juga dengan proyek lainnya, kami masih menunggu. Untuk kontrak yang ada, jalankan seperti biasa.”

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Dipnala Tamzil mendukung pemerintah untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi produksi minyak dan gas, serta pendapatan dan pasokan energi bagi negara. IPA berharap kondisi ini bisa segera diselesaikan untuk menghindari ketidakpastian.

Advertisement

“Industri membutuhkan segera arahan dan petunjuk dari pemerintah untuk mengurangi dampak potensial bagi investasi minyak dan gas di Indonesia,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif