Bom Solo membuat aparat kepolisian meningkatkan kewaspadaan.
Solopos.com, BOYOLALI — Peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Mapolresta Solo, Selasa (5/7/2016) pagi, membikin wilayah Soloraya meningkatkan kewaspadaan. Jajaran Polres Boyolali turut mengetatkan penjagaan dengan melengkapi para personel dengan senjata laras panjang. Hal ini tak terlepas dari teror bom yang menyasar anggota Polri.
“Tentu kami perketat penjagaan setelah adanya peristiwa di Solo. Apalagi sasarannya adalah anggota Polri. Kami tingkatkan kewaspadaan melengkapi para personel yang berjaga di pos dengan senjata laras panjang,” papar Kapolres Boyolali, AKBP Agung Suyono, saat dihubungi Solopos.com, Selasa.
Agung menambahkan pengetatan keamanan ini dilakukan sebagai tindakan preventif karena teror terjadi sehari sebelum Hari Raya Idulfitri yang jatuh Rabu (6/7/2016). Terlebih Selasa malam ada malam takbiran yang dimungkinkan adanya konsentrasi massa.
“Sebelumnya memang ada imbauan dari Bupati [Seno Samodro] untuk tidak melakukan takbir keliling. Ada laporan kegiatan takbiran, tapi tidak banyak,” imbuhnya.
Sebelumnya, Polres Boyolali mempersiapkan armada operasional yang akan dipergunakan untuk patroli selama arus mudik Lebaran tahun ini. Kapolres menyebut armada patroli yang ada saat ini berjumlah 39 unit yang tersebar di 19 polsek, dua motor gede, lima mobil lalu lintas, dan 25 unit motor milik anggota Satlantas.
Di samping itu, sebanyak 250 personel Polri di dukung 250 yang terdiri dari anggota, TNI, Satpol PP, Linmas, dan sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) selama menjaga pelaksaanaan Ramadan dan Hari Raya.