News
Senin, 18 Januari 2016 - 14:15 WIB

BOM SARINAH THAMRIN : Mensos: Jangan Pernah Merasa Aman

Jibi  /  Solopos  /  Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (JIBI/Solopos/Antara)

Bom Sarinah Thamrin menelan korban jiwa pada Kamis (14/1/2016) lalu.

Solopos.com, JAKARTA  – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak menyikapi serius kelompok-kelompok berpaham radikal. Hal itu diungkapkan Mensos menyusul teror bom di Jl. M.H. Thamrin Jakarta Pusat yang menelan korban jiwa.

Advertisement

“Jangan pernah merasa aman, sebab kelompok radikal itu berproses dari satu titik ke titik lainnya. Seperti, diam-diam belajar merakit bom,” kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (18/1/2016).

Mensos mengatakan, kebhinekaan merupakan suatu keniscayaan bagi bangsa Indonesia, memiliki keberagaman baik suku, agama, budaya, tradisi, serta adat istiadat.

Untuk menjaga kebhinekaan, kata Mensos, segenap elemen dan komponen bangsa wajib bergandengan tangan menciptakan kondusivitas suasana dan menyemai rasa damai dan kasih sayang terhadap sesama.

Advertisement

Ia menegaskan tidak satu pun agama membenarkan segala tindakan keji dan menebar teror, terlebih yang menghancurkan dan menginjak-injak hak asasi manusia (HAM). “Mari kita sebar, semai dan hadirkan Islam rahmat lil alamin [Islam rahmat bagi segenap alam] dengan damai dan kasih sayang,” kata dia dilansir Antara.

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (14/1/2016), Jakarta diguncang teror bom tepatnya di kawasan Sarinah, Jl. Thamrin Jakarta Pusat. Akibat aksi teror tersebut tujuh orang meninggal termasuk yang diduga pelaku. Pada Sabtu (16/1/2016) malam, seorang korban luka-luka akhirnya meninggal dunia.

Pada bagian lain, Ketua DPR Ade Komarudin mengapresiasi aksi tanggap anggota Polri dalam penanganan serangan teroris di Jl MH Thamrin. Namun Ade menyayangkan ratusan masyarakat malah menonton dari jarak dekat saat terjadi baku tembak.

Advertisement

“Tentu ada hal yang harus diperhatikan, bahwa tidak boleh terjadi lagi di masa yang akan datang pada saat terjadi pengejaran masyarakat nonton. Saya kira itu bukan tontonan. Saya kira kita harus bikin SOP baru agar tidak terulang,” ucap Ade Komarudin di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

Terkait dengan wacana revisi UU Terorisme sebagai buntut peristiwa serangan pekan lalu, Ade setuju perlu segera ada revisi agar penanganan terhadap tindakan terorisme lebih terarah dan relevan dengan situasi sekarang.

“UU terorisme harus diperbaiki supaya mempunyai kekuatan yang dapat memberantas terorisme dalam pengertian sesungguhnya. Apakah nanti amandemen, kalau terlalu lama amandemen bisa saja mintakan kepada pemerintah untuk keluarkan Perppu,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif