News
Senin, 11 Januari 2016 - 21:10 WIB

BOM HIDROGEN KORUT : AS Bakal Tambah Aset Strategis di Korsel

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tentara AS di Korea Selatan (Reuters)

Bom hidrogen Korut membuat negara tetangganya, Korea Selatan geram.

Solopos.com, SEOUL – Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) tengah melakukan pembicaraan tentang penambahan penempatan aset strategis di Semenanjung Korea.

Advertisement

Pembahasan dilakukan setelah sebelumnya, pesawat pengebom AS, B-52 terbang di wilayah Korsel. Unjuk kekuatan itu sebagai tanggapan atas uji coba bom hidrogen Korea Utara (Korut).

“Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan pembicaraan lebih lanjut tentang penambahan penyebaran aset-aset strategis,” kata Juru Bicara Kementrian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, Senin (11/1/2016) seperti dilansir Reuters.

Media di Korsel mengabarkan aset-aset strategis itu kemungkinan termasuk pesawat pengebom B-2, jet tempur F-22 dan kapal selam bertenaga nuklir.

Advertisement

Seoul juga mengumumkan bakal membatasi akses ke kawasan industri Kaesong, area itu terletak di utara perbatasan Korut yang dijaga ketat militer. Selain itu Korsel memulai kembali propaganda anti-Korut dengan menggunakan pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Sementara surat kabar Partai Pekerja, partai yang berkuasa di Korut, Rodong Sinmun mengatakan AS telah membawa situasi politik ke ambang perang dengan mengirim pesawat pengebom ke Korsel. 

Seperti diketahui Korut menyatakan meledakkan sebuah bom hidrogen dalam uji coba pada Rabu (6/1/2016), meski  sejumlah pakar senjata meragukan perangkat tersebut bom hidrogen. Uji coba itu menuai kemarahan AS dan Jepang tidak mendapat pemberitahuan sebelumnya. AS pun mengirim B-52 dari pangkalan di Guam untuk terbang di Korsel pada, Minggu (10/1/2016), sebagai bagian dari responsnya.

Advertisement

Pemimpin Korut, Kim Jong Un, mengungkapkan uji coba bom hidrogen dilakukan sebagai bagian langkah pertahanan diri melawan ancaman perang nuklir AS. Ia juga menekankan negaranya memiliki hak untuk melakukan uji coba nuklir keempat itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif