Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Proposal perbaikan kegagalan baterai itu disampaikan agar pesawat canggih berbadan lebar tersebut bisa kembali melayani masyarakat di industri bisnis penerbangan.
Hal itu diungkapkan Ray Conner, Presiden Komersil Boeing saat bertemu dengan administrator FAA Michael Huerta di kantor pusat otoritas tersebut di Washington, Sabtu (23/2/2013) waktu setempat. Otoritas penerbangan itu menegaskan pihaknya masih mengkaji proposal perbaikan yang diajukan oleh Boeing meski demikian baik Boeing dan FAA tak mengungkapkan ditel pertemuan itu.
“Keselamatan penerbangan publik adalah prioritas utama kami, dan kami tak kan membiarkan 787 kembali melayani masyarakat sampai kami yakin solusi yang diajukan oleh [Boeing] itu dapat memperbaiki risiko kegagalan dari baterai,” kata perwakilan lembaga itu.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner absen sejak 16 Januari lalu setelah terjadi kebakaran baterai lithiun-ion di pesawat milik Japan Airlines Co di Boston pada 7 Januari dan pendaratan darurat yang dilakukan oleh All Nippon Airways Co (ANA) di Jepang karena baterai mengalami overheat atau panas yang berlebih.