News
Senin, 21 Januari 2013 - 03:01 WIB

BOEING 737 DREAMLINER DIKANDANGKAN: Maskapai Indonesia Belum Ajukan Validasi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (aerospaceweb.com)

Ilustrasi (aerospaceweb.com)

JAKARTA–Kementerian Perhubungan menyatakan hingga kini belum ada maskapai Tanah Air yang mengajukan permintaan validasi kedatangan pesawat Boeing 787 Dreamliner meski Lion Air sudah melakukan kontrak pembelian lima unit pesawat super jumbo ini.
Advertisement

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan belum ada maskapai nasional termasuk Lion Air yang mengajukan permohonan validasi sertifikat pesawat Boeing 787 Dreamliner. Validasi ini merupakan kewajiban untuk mendatangkan pesawat ke Indonesia dari pabrikannya.

“Belum ada pengajuan validasi Boeing 787, yang ada validasi untuk Boeing 777 yakni oleh Garuda Indonesia,” kata Bambang kepada Bisnis, Minggu (20/1/2013).

Advertisement

“Belum ada pengajuan validasi Boeing 787, yang ada validasi untuk Boeing 777 yakni oleh Garuda Indonesia,” kata Bambang kepada Bisnis, Minggu (20/1/2013).

Pernyataan Bambang ini terkait dengan adanya surat dari otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) yang menyatakan pesawat Boeing 787 Dreamliner harus dikandangkan selama pemeriksaan keselamatan dilakukan terhadap baterai ion lithium.

Maskapai Lion Air telah melakukan kontrak pembelian lima unit Boeing 787 Dreamnier dari pabrikan asal AS ini senilai total US$967,5 juta, dan baru akan tiba pada 2014 secara bertahap.

Advertisement

Sayangnya, Edward enggan berkomentar soal status pesanan Boeing 787 pasca adanya temuan kerusakan di badan pesawat berbadan besar ini.

Menurut Bambang, jika nantinya Lion Air akan mendatangkan Boeing 787, maskapai ini harus mengajukan validasi sertifikasi pesawat ini kepada Kemenhub. Selain itu juga harus menyertakan keterangan dalam service bulletin yang dikeluarkan pabrikan Boeing Company, khususnya mengenai baterai ion lithium yang tengah dipermasalahkan saat ini.

Menurut Bloomberg, pabrikan Boeing Company telah menghentikan pengiriman pesawat B787 Dreamliner hingga FAA memberikan persetujuan kelayakan terbang terutama menyangkut baterai ion lithium yang mudah terbakar.

Advertisement

Penghentian pengiriman pesawat Boeing 787 ini dampak dari larangan terbang atau grounded FAA pada 16 Januari yang diikuti oleh regulator di seluruh dunia, sehingga mempengaruhi sekitar 50 pesawat yang harusnya sudah dikirim ke maskapai pemesan di sejumlah negara.

“Pihak berwenang tidak akan mengizinkan Boeing mengirimkan pesanan sampai mereka yakin 1.000% bahwa pesawat aman,” kata Menteri Transportasi Amerika Serikat Ray LaHood, yang mengawasi lembaga FAA, seperti dikutip Bloomberg.

LaHood mengatakan pesawat B787 akan menjalani peninjauan keamanan oleh FAA. Selama peninjauan ini, pesawat super jumbo ini tidak boleh terbang dulu.

Advertisement

Larangan terbang dari FAA ini setelah pendaratan darurat dengan pesawat B787 oleh All Nippon Airways Co (ANA) pada penerbangan domestik di Jepang pada 15 Januari 2013. Mendarat darurat ini karena keluarnya peringatan masalah baterai. Sebelumnya masalah serupa sudah pernah dilakukan penyelidikan kebakaran baterai pada Japan Airlines Co yang terjadi pada 7 Januari di Boston yang membutuhkan 40 menit untuk memadamkan api.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif