News
Kamis, 24 Maret 2016 - 12:00 WIB

BOAO FORUM TIONGKOK : Indonesia Desak Negara Sengketa Laut China Selatan Berdamai

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat malam penganugerahan Bawaslu Award 2016 di Jakarta, Senin (29/2/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

BOAO Forum di Tiongkok dijadikan moment Wapres Jusuf Kalla untuk menyuarakan perdamaian di Laut China Selatan.

Solopos.com, HAINAN — Pemerintah mendesak negara-negara yang bersengketa di wilayah Laut China Selatan untuk mengubah potensi konflik menjadi peluang kerja sama demi mempertahankan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global.

Advertisement

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidato Boao Forum for Asia Annual Conference 2016 di Boao, Hainan, Kamis (24/3/2016). Dengan kehadiran para pimpinan negara, dia menilai forum tersebut merupakan ajang yang tepat untuk menginisiasi proses perdamaian demi keuntungan kawasan.

“Negara-negara harus mampu membuang jauh perbedaan dan mengutamakan tujuan umum untuk mempertahankan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global,”tegasnya lantang saat pidato.

Advertisement

“Negara-negara harus mampu membuang jauh perbedaan dan mengutamakan tujuan umum untuk mempertahankan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global,”tegasnya lantang saat pidato.

Kalla menekankan Indonesia bukan termasuk negara yang bersengketa. Namun, pemerintah menyadari risiko perebutan wilayah teritorial dapat berubah menjadi konflik terbuka yang akan mengganggu stabilitas dan merugikan ekonomi kawasan.

Kalla meyakini kondisi saling menghargai dan menahan diri di antara masing-masing negara bersengketa merupakan kunci untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Laut China Selatan.

Advertisement

“Kami memahami penyelesaian sengketa wilayah tidaklah mudah, tapi itu tantangan yang bisa diatasi. Kita harus duduk bersama dan menentukan arah baru untuk ekonomi kawasan,”ungkapnya.

Sejarah mengatakan bahwa tak akan ada keberhasilan ekonomi tanpa stabilitas, dan tidak ada stabilitas tanpa perdamaian.

Dalam hal ini, kemampuan untuk mempertahankan perdamaian di kawasan, termasuk di Laut China Selatan, adalah hal yang strategis.

Advertisement

“Laut China Selatan menghubungkan mesin perekonomian yang paling penting di dunia, termasuk ASEAN, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan,”tuturnya.

Hal itu memungkinkan adanya aliran terhadap lebih dari separuh perdagangan internasional dunia, dengan nominal mencapai lebih dari US$5 triliun setiap tahun. Tak dipungkiri, Laut China Selatan memang diklaim sebagai salah satu jalur dagang paling gemuk di dunia. Selain itu, Laut China Selatan juga kaya akan sumber daya alam.

Tak heran, Tiongkok selama ini mengklaim sebagian besar wilayah tersebut, bahkan melakukan reklamasi untuk pembangunan pulau buatan di wilayah itu. Di sisi lain, Taiwan dan beberapa negara ASEAN, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, mengklaim wilayah yang sama.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif