News
Rabu, 30 Mei 2018 - 20:20 WIB

BNPT Ternyata Sempat Dekati Aman Abdurrahman, Tapi Ditolak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BPPT) ternyata sempat mendekati terdakwa kasus tindak pidana terorisme Aman Abdurrahman selama menjadi tahanan.</p><p>Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius mengungkapkan lembaganya pernah mendatangkan <a href="http://news.solopos.com/read/20180525/496/918528/aman-abdurrahman-mengklaim-dibujuk-berkompromi-dengan-pemerintah" target="_blank">ulama asal Mesir</a> yang menjadi rujukan ideologi pemimpin ISIS di Indonesia itu. Namun, pentolan Jamaah Ansharut Daullah (JAD) itu menolak kedatangan sang pemuka agama.</p><p>"Ini soal ideologi. Yang keras-keras itu tak mau menerima," katanya saat beraudiensi dengan Komisi III DPR di Jakarta, Rabu (30/5/2018).</p><p>Suhardi mengatakan lembaganya tetap berupaya mendekati Aman kendati bukan termasuk subyek program deradikalisasi BNPT. Pasalnya, program deradikalisasi hanya menyasar narapidana atau bekas narapidana terorisme. Adapun, Aman masih berstatus terdakwa kasus aksi teror di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.</p><p>Penegasan Suhardi disampaikan untuk menanggapi pertanyaan Anggota Komisi III DPR Risa Mariska yang menilai BNPT tidak berhasil menyentuh tokoh-tokoh teroris. Dia berharap BNPT bisa mendekati pentolan-pentolan kelompok teror agar mereka tidak mudah menyebarkan ideologinya.</p><p>"Saya tidak mau BNPT ’menyerah’ begitu saja," ujarnya.</p><p>Sebelumnya, dalam pembacaan pledoi&nbsp;<span>di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2018), Aman menceritakan </span>pernah dibujuk oleh seorang profesor asal Sri Lanka untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Menurut dia, profesor asal Sri Lanka tersebut bernama Profesor Rohan yang bekerja untuk Singapura dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam bidang&nbsp;<a href="http://news.solopos.com/read/20180518/496/917120/di-balik-radikalisme-nii-dan-bibit-terorisme-di-indonesia" target="_blank">deradikalisme</a>.</p><p>Aman menceritakan pada 21 Desember 2017 saat berada di sel isolasi Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dia kedatangan tamu bernama Prof Rohan. Saat itu, Rohan didampingi penerjemah dan beberapa perwira Densus 88.</p><p>Saat itu, Rohan mewawancarai Aman seputar&nbsp;<a href="http://news.solopos.com/read/20180520/496/917384/tangis-anak-dita-saat-subuh-sebelum-bom-surabaya-aku-tak-mau-mati" target="_blank">prinsip yang ia pegang</a>&nbsp;selama ini. "Saya diwawancarai perihal tauhid, syirik hukum, syirik demokrasi, status pemerintahan yang ada, tentang khilafah Islamiyah dan hijrah," katanya.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif