News
Selasa, 14 Maret 2023 - 07:50 WIB

BNPB: Longsor di Natuna Terburuk Sepanjang Sejarah

Andhika Anggoro Wening  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas pemakaman mengangkat kantong mayat berisi jenazah korban tanah longsor untuk dimakamkan di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/3/2023). Hingga hari keenam, tim SAR gabungan tanggap bencana Serasan telah menemukan 44 korban meninggal dunia dan 10 orang lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nym.

Solopos.com, NATUNA — Longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menelan korban jiwa sebanyak 50 orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut longsor tersebut merupakan kejadian paling buruk sepanjang sejarah longsor di Indonesia, dari sisi korban jiwa.

Advertisement

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan dari 50 korban jiwa yang teridentifikasi 46 orang. Korban hilang diperkirakan delapan orang.

“Kalau 54 (orang) ini memang asumsinya sudah meninggal semua ya, karena sudah lewat 24 jam. Ini adalah salah satu, mungkin hingga saat ini, bencana longsor terburuk yang pernah terjadi dalam sisi korban jiwa dalam satu kejadian,” katanya.

Advertisement

“Kalau 54 (orang) ini memang asumsinya sudah meninggal semua ya, karena sudah lewat 24 jam. Ini adalah salah satu, mungkin hingga saat ini, bencana longsor terburuk yang pernah terjadi dalam sisi korban jiwa dalam satu kejadian,” katanya.

Abdul mengatakan pencarian korban terus dilanjutkan, sambil menerapkan teknologi modifikasi cuaca di lokasi titik longsor yakni Pulau Serasan.

Dia mengatakan faktor utama kejadian bencana Kepulauan Natuna justru didominasi potensi kebakaran hutan dan lahan.

Advertisement

Pada Dasarian I Maret, potensi hujan tampak cukup tinggi di Pulau Sumatra.

Namun khusus di Kabupaten Natuna pada tanggal 1-2 Maret 2023, curah hujan hampir mencapai 1.000 mm.

“Ini sangat luar biasa sebenarnya, ini hujan empat bulan, tumpah dalam satu hari. Sebenarnya dipengaruhi oleh adanya pola sirkulasi siklonik yang disebut Borneo Vortex, terjadinya jadi kayak sirkulasi untiran, membawa akumulatif uap air dan awan hujan yang sangat tebal,” katanya.

Advertisement

Fenomena tersebut, menurut dia, telah menimbulkan hujan ekstrem sejak 26 Februari 2023.

Abdul mengatakan di Pulau Serasan bukan merupakan wilayah dengan potensi longsor tinggi, meski di beberapa titik wilayah terdapat beberapa kondisi kemiringan tanah.

Selain itu, kondisi vegetasi masih rapat walaupun menurut masyarakat setempat sudah tidak ada pohon-pohon besar.

Advertisement

Namun hal yang mempengaruhi longsor yakni tanah wilayah yang merupakan lempung.

Sehingga tanah yang porinya tidak besar, air hujan tidak bisa meresap sampai ke bagian dalam tanah.

“Kalau intensitas hujan yang turun sangat tinggi, air itu adanya di atas, ini kemudian akan menggelincirkan tanah itu ketika air ini sudah membuat tanah itu bersaturasi menjadi lumpur karena tidak bisa masuk ke dalam,” ujar dia.

Menurut dia, kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan pembenahan drainase permukaan seperti gorong-gorong.

Dengan demikian, air hujan yang datang seperti air bah dapat langsung mengalir tanpa menunggu air meresap ke dalam tanah.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “BNPB Sebut Bencana Natuna Jadi Longsor Paling Buruk dalam Sejarah Indonesia”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif