News
Rabu, 7 September 2011 - 21:49 WIB

Bledug Kuwu minim sarana

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GARDU PANDANG—Pegawai obyek wisata Bledug Kuwu, Kradenan, Kabupaten Grobogan menunjukan kondisi gardu pandang di lokasi wisata alam tersebut yang sudah rusak, Rabu (7/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Grobogan (Solopos.com)–Obyek Wisata Bledug Kuwu yang berada di Kecamatan Kradenan ternyata minim sarana pendukung bagi kenyamanan pengunjung yang ingin menikmati fenomena alam di lokasi tersebut.

Advertisement

Sementara dari pantauan Espos, Rabu (7/9/2011), sarana yang sudah ada di obyek wisata tersebut seperti gardu pandang dan tempat berteduh, kondisinya sudah rusak.

Selain minim sarana, di lokasi tersebut tidak memiliki pohon penghijauan yang bisa digunakan pengunjung untuk bersantai. Kondisi ini karena tanah di obyek wisata tersebut tidak bisa ditanami pohon.

Menurut  Kepala UPT Disporabudpar Kabupaten Grobogan wilayah Kradenan Sriyono Spd MM, Rabu, untuk penghijauan sebenarnya bisa dilakukan asal dengan penanganan teknis yang benar dan tidak setengah-setengah.

Advertisement

“Memang tanahnya tidak bisa ditanami, tetapi jika dibuat  kolam yang diisi tanah subur untuk penanaman pohon penghijauan tetap bisa dilakukan disertai anggaran perawatannya,” jelas Sriyono.

Diakui Sriyono, dengan minimnya sarana pendukung bagi kenyamanan pengunjung memang membuat pendapatan dari tiket masuk obyek wisata Bledug Kuwu tak sesuai harapan.

Bahkan lanjut Sriyono, pihaknya pesimis jika target pendapatan dari obyek wisata alam berupa semburan lumpur dingin dari perut bumi bisa terpenuhi.

Advertisement

“Target pendapatan tahun ini senilai Rp 57 juta,  sementara tidak ada biaya operasional perawatan obyek.  Sehingga jika dengan kondisi seperti ini kami berat untuk merealisasikan target tersebut,” ungkap Sriyono.

Sebagai gambaran, sambung Sriyono, pendapatan dari tiket masuk per bulannya hanya sekitar Rp 3-4 juta.  Itu masih belum dikurangi pembiayaan operasional perawatan obyek wisata, seperti membayar tukang bersih-bersih, serta pembayaran listrik  sekitar Rp 1 juta.

(rif)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif