News
Sabtu, 2 Januari 2016 - 06:00 WIB

BISNIS PERBANKAN : Kinerja Perbankan 2016 Ditargetkan Naik hingga 4%

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan perbankan. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Bisnis perbankan ditargetkan tumbuh membaik pada tahun 2016 ini. 

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan kinerja perbankan pada tahun depan dinilai lebih baik jika dibandingkan tahun ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi akan ada kenaikan sekitar 2%-4% pada 2016.

Advertisement

Kepala OJK Solo, Triyoga Laksito, mengatakan pertumbuhan kredit pada tahun ini sekitar 10%-12% dan ditargetkan bisa tumbuh menjadi 12%-14%. Pengimpunan dana pihak ketiga (DPK) dinilai juga akan tumbuh menjadi 13%-15% dari 11%-13%.

Dia menyampaikan prediksi pertumbuhan kinerja tersebut berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) bank konvensional. Namun pertumbuhan bank perkreditan rakyat (BPR) dinilai tidak jauh berbeda.

Namun diakuinya masih ada beberapa ancaman dalam pertumbuhan ekonomi, di antaranya perlambatan ekonomi Tiongkok karena merupakan negara ekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus mitra dagang terbesar kedua Indonesia.

Advertisement

Tren pelemahan harga komoditas juga diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini sehingga membatasi pertumbuhan volume perdagangan Indonesia.

“Peningkatan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi dunia, tingkat inflasi yang rendah, dan ekspektasi pasar mengenai kenaikan Fed Funds Rate [suku bunga The Fed] sudah terbangun sepanjang 2015,” ungkap Yoga di kantornya, Kamis (31/12/2015).

Dia mengungkapkan penyaluran kredit di Solo dan Jateng kebanyakan untuk modal kerja di sektor perdagangan dan industri pengolahan, khususnya manufaktur. Dia mengatakan peluang pertumbuhan penyaluran kedit di sektor industri pengolahan cukup besar.

Advertisement

Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga bisa menjadi salah satu peluang penyaluran pembiayaan karena eksportir akan berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Namun sikap kehati-hatian dalam penyaluran dana harus tetap diperhatikan supaya tidak meningkatkan non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah yang saat ini masih terjaga di bawah 5%, yakni 1,87%.

Dia mengatakan ketahanan industri perbankan pada tahun ini cukup baik. Risiko likuiditas, kredit, dan pasar lembaga jasa keuangan (LJK) masih terjaga karena ditopang oleh permodalan yang cukup tinggi. Rasio kecukupan modal (CAR) hingga Oktober 2015 sebesar 21,35%, di atas ketentuan minimum 8%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif