News
Kamis, 6 Agustus 2020 - 19:48 WIB

POP Kemendikbud Bikin Gaduh, DPR Minta Alihkan untuk Internet Gratis

Newswire  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih, mengusulkan dana Program Organisasi Penggerak atau POP Kemendikbud senilai Rp595 miliar dialihkan untuk pengadaan hotspot Internet gratis bagi kalangan pelajar.

Fikri beralasan usulan tersebut berkaca pada kasus POP yang belakangan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. POP juga memicu gelombang protes dari berbagai kalangan.

Advertisement

Organisasi masyarakat (ormas) terbesar Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, hingga PGRI menyatakan mundur dari kepesertaan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut. Mendikbud, Nadiem Makarim, pun telah meminta maaf kepada ormas tersebut.

Masuk Sekolah Lagi, Siswa SD di Karanganyar Senang Sekaligus Takut

"Daripada bikin ribut bin gaduh, alihkan saja setengah triliun itu untuk 52,5 juta pelajar dan mahasiswa di seantero negeri ini agar gratis mengakses pembelajaran daring,” kata Fikri, Kamis (6/8/2020).

Advertisement

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan ketimbang terus dijalankan namun membuat publik resah, lebih baik POP ditarik dari pelaksanaannya. “Minimal ditunda dulu dalam rangka kaji ulang,” ujarnya.

Fikri mengusulkan agar daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) khusus POP direvisi menjadi program lain. Dia juga mendesak agar program tersebut diganti menjadi pengadaan Internet gratis bagi semua kalangan pelajar, meliputi sekolah dan perguruan tinggi.

Wow! Pemerintah Gelar Lomba Video HUT ke-75 RI, Hadiah Rp1 Miliar

Advertisement

“Usulan saya adalah mengadakan hotspot-hotspot Internet gratis yang tersebar di tiap RW, minimal kantor desa/ kelurahan, khususnya untuk pelajar dan mahasiswa yang berjumlah lebih dari 52,5 juta orang,” kata Fikri.

Protokol Kesehatan

Menurut Fikri, program itu nantinya disesuaikan dengan kondisi pandemi yang masih berlangsung, yakni tetap dalam protokol kesehatan ketat. Caranya, Fikri menjelaskan pemakaian hotspot dilakukan secara bergantian atau dijadwal sesuai jenjang sekolah siswa dan mahasiswa di tiap titik hotspot.

Di samping itu, pengadaan banyak titik hotspot bertujuan agar mengurangi konsentrasi massa yang berkumpul.

Unik, Kampung di Bantul Ini Wajibkan Warga Tanam Pohon Anggur

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif