News
Kamis, 30 Desember 2010 - 17:49 WIB

Bermodal SMS, bangkitkan kaum marjinal dari keterpurukan (Bagian I)

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oleh: Eni Widiastuti

Sepintas, tak ada yang istimewa dengan rumah kecil berukuran sekitar 3 x 15 meter itu. Rumah sederhana yang beralamat di Cinderejo Lor, RT 01/RW V, Gilingan, Banjarsari, Solo tersebut terletak persis di pinggir sungai Kalianyar, sisi utara Terminal Tirtonadi, Solo. Sebuah daerah yang selama ini terkenal sebagai tempat tinggal kaum marjinal.

Advertisement

Di dalam rumah itu, tersusun rapi berbagai jenis buku dan majalah. Ada juga botol dan gelas yang telah dihias, singkong goreng rasa gadung yang dibungkus plastik dan siap dijual,
pakaian pengantin beserta mahar dan lainnya.

Di rumah itulah, si pemilik rumah, Suwono, 50, dan istrinya, Susi, 44, telah dan terus menorehkan sejarah untuk mengentaskan kaum marjinal dari keterpurukan hidup. Baik keterpurukan ekonomi, sosial maupun nilai-nilai kehidupan.

Advertisement

Di rumah itulah, si pemilik rumah, Suwono, 50, dan istrinya, Susi, 44, telah dan terus menorehkan sejarah untuk mengentaskan kaum marjinal dari keterpurukan hidup. Baik keterpurukan ekonomi, sosial maupun nilai-nilai kehidupan.

Sejak empat tahun lalu, Suwono atau yang lebih akrab disapa Mbah Wono dan istrinya, berjuang melalui berbagai cara untuk memajukan kaum marjinal, atas nama Kelompok Pengajian Asy Syifa Gilingan, Solo. Di rumah mungilnya itu, Mbah Wono menyelenggarakan berbagai kegiatan tanpa memungut biaya sepeserpun.

Diantaranya taman bacaan, pendidikan anak usia dini (PAUD), bimbingan belajar, pengajian rutin, bimbingan keterampilan bagi ibu-ibu seperti pembuatan gelas hias dan makanan, pengiriman <I>short message service<I> (SMS) dakwah dan lainnya. Pada momentum tertentu juga diadakan kegiatan kurban, pembagian sembilan bahan pokok (Sembako), bakti sosial, makan bersama anak jalanan dan lainnya.

Advertisement

Ketika ditanya darimana ia mendapatkan dana untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan itu, Mbah Wono mengungkapkan ia hanya bermodalkan SMS menggunakan salah satu nomor operator seluler yang menawarkan tarif murah untuk ber-SMS, yaitu XL. “Karena tarif SMS XL lebih murah dibandingkan nomor saya sebelumnya, saya menggunakan nomor XL,” ujarnya.

Hampir setiap hari, terangnya, ia mengirimkan SMS ke banyak orang untuk menginformasikan kegiatan Kelompok Pengajian Asy Syifa dan meminta peran serta masyarakat untuk membantu seikhlasnya.

Tak jarang ia mengirim SMS kepada orang yang sama sekali belum pernah ia kenal. Misalnya nomor-nomor pengusaha yang ada di majalah. Satu keyakinan yang terpatri kuat dalam dirinya, karena apa yang dilakukan adalah untuk kepentingan umat, pasti Allah SWT akan membantunya.

Advertisement

“Alhamdulillah responnya sangat baik. Tak sedikit orang yang kemudian memberikan bantuan dana, barang, tenaga dan lainnya. Seperti beberapa waktu lalu ketika saya menginformasikan tentang akan diadakannnya kegiatan nikah masal, ada orang kaya yang mengirimkan baju pengantin 100 stel, mukena dan sajadah untuk mahar,” ungkapnya.

Khusus pada Kamis dan Sabtu malam, katanya, ia rutin mengirimkan SMS kepada sekitar 200 orang yang masih hidup di dunia hitam. Misalnya seorang PSK, pemabuk, penjudi dan lainnya. Isi SMS adalah pengingatan agar mereka menjadi orang yang lebih baik.

“Alhamdulillah, dari semua yang saya lakukan, dengan pertolongan-Nya, banyak dari mereka yang kemudian bertobat. Keterampilan bagi ibu-ibu juga menjadi sarana untuk menambah penghasilan keluarga sehingga kesejahteraan hidup meningkat,” katanya.

Advertisement

Sosok Mbah Wono, adalah satu diantara sekian banyak orang yang memanfaatkan tarif telekomunikasi yang murah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Bersambung

Advertisement
Kata Kunci : Kaum Marjinal Xl
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif