Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Menurutnya biarkan permasalahan itu masuk ke ranah hukum untuk diselesaikan oleh pihak kepolisian. “Jangan dipolitisasi lagi. Ini kan masalah konflik sosial, bukan masalah politik jadi serahkan ke aparat kepolisian untuk mengusut motif di balik kerusuhan di Solo,” ujar Pasek di Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Pasek tak mau menduga-duga apakah kerusuhan di Solo ditunggangi oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan pihak lainnya. Namun hal itu merupakan tugas dari pihak kepolisian untuk menyelidikan motifnya. “Biarkan saja aparat penegak hukum yang bicara dan yang punya data mengungkapkan ke publik dan penegak hukum,” tegasnya.
Menurut Pasek terlalu jauh bila mengaitkan kerusuhan Solo dengan pencalonan Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilgub DKI. “Tidak ada kaitannya pencalonan Jokowi dengan kerusuhan Solo. Karena konflik sosial bisa terjadi dimana dan kapan saja,” tegasnya.
Untuk itu, Pasek meminta kepada semua pihak memberi kesempatan kepada kepolisian untuk mengungkap kerusuhan ini. Sehingga tidak ada keraguan lagi dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. “Kasihan rakyat yang sudah dijadikan korban dari konflik sosial lalu dijadikan komoditi jualan politik lagi untuk memenuhi hasrat kekuasaan elit. Tidak baik,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menuding kerusuhan di Solo, Jawa Tengah, didalangi oleh pihak yang mau menyudutkan Joko Widodo yang tengah bertarung sebagai calon gubernur DKI Jakarta.