News
Rabu, 5 Desember 2012 - 17:38 WIB

Bentrok di Istana Mesir Usai, Presiden Mursi Kembali Ngantor

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang perempuan berdiri dekat kawat berduri yang dipasang di sekitar istana kepresidenan di Kairo, Mesir, Selasa (4/12/2012) malam waktu setempat. (Reuters)

Seorang perempuan berdiri dekat kawat berduri yang dipasang di sekitar istana kepresidenan di Kairo, Mesir, Selasa (4/12/2012) malam waktu setempat. (Reuters)

KAIRO – Presiden Mesir, Mohamed Mursi, kembali ngantor di istana kepresidnen di Kairo, Rabu (5/12/2012), meskipun sejumlah pengunjuk rasa yang marah masih memblokade salah satu pintu gerbang istana.

Advertisement

Mursi meninggalkan istana pada Selasa (4/12/2012) malam waktu setempat, saat puluhan ribu demonstran merangsek masuk ke istana dan sempat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Para demonstran tersebut memprotes upaya Mursi untuk menggolkan konstitusi baru yang diklaim musuh-musuh politiknya hanya mengakomadi kelompok pendukung Mursi.

Sebuah sumber mengatakan, Mursi telah kembali bekerja di istana meskipun sekitar 200 demonstran masih berkemah di dekat salah satu pintu masuk sejak Selasa malam. Lalu lintas telah kembali normal di daerah tempat sekitar 10.000 orang menggelar aksi protes dan terlibat b entrok dengan polisi antihuru-hara sepanjang malan, ujar seorang saksi mata kepada Reuters.

Meskipun aksi protes menentang keputusan Mursi yang memberinya kekuasan luas berubah menjadi kekerasan di sekitar istana, secara umum kondisi Ibu Kota terlihat tenang. Dalam keputusnya pada 22 November 2012, Mursi memberi dirinya sendiri kekuasaan yang luas dan kebal dari pengawasan yudisial.

Advertisement

Menurut pemimpin yang didukung kalangan Islamis dan kelompok Ikhwanul Muslim tersebut, keputusan itu diambil guna mencegah terjadinya peradilan yang bisa membatalkan penyusunan konstitusi baru yang akan diputuskan melalui referendum pada 15 Desember 2012.

Kementerian Kesehatan mengatakan sebanyak 18 orang terluka dalam bentrokan pada Selasa malam. Sebagian besar akibat gas air mata yang ditembakkan polisi antihuru-hara untuk menghalau para demonstran dari lingkungan istana.

“Tuntutan kami pada presiden, menarik kembali keputusan presiden dan membatalkan referendum konstitusi,” bunyi poster yang digantung demonstran di gerbang istana.

Advertisement

Sejumlah orang yang masih  berkumpul di sekitar istana menyebut aksi itu sebagai “peringatan terakhir” untuk Mursi. “Rakyat menginginkan kejatuhan rezim,” teriak mereka, mengulang slogan yang  banyak digunakan tahun lalu selama demosntrasi menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif