News
Jumat, 17 Oktober 2014 - 08:59 WIB

Belasan Warga Jogja Ruwatan Depan Rumah Amien Rais, Ini Kisahnya

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pametri menggelar ruwatan di depan rumah Amien Rais, Kamis (16/10/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SLEMAN – Sebanyak 13 orang yang berasal dari Paguyuban Masyarakat Pelestari Tradisi (Pametri) Jogja melakukan ruwatan di depan rumah toko Amien Rais di Jalan Pandeansari, Condongcatur, Depok, Sleman, Kamis (16/10/2014).

Ruwatan dilakukan karena Amien Rais dinilai mengingkari reformasi. Para pelaku ruwatan terdiri dari 10 orang wanita dan tiga pria, semuanya menggunakan pakaian adat tradisional Jogja. Mereka berjalan dari jalan raya memasuki gang ke kediaman rumah Amien Rais dengan perlahan.

Advertisement

Pametri menggelar ruwatan di depan rumah Amien Rais,
Kamis (16/10/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Tiga pria berada di depan paling kanan membawa ubarampe di dalam nampan bambuo berisi pisang, kembang setaman dan dedaunan.
Advertisement
Tiga pria berada di depan paling kanan membawa ubarampe di dalam nampan bambuo berisi pisang, kembang setaman dan dedaunan.

Sedangkan pria bernama Mbah Sukir yang berada di tengah membawa tempayan berisi air dan kembang setaman serta paling kiri membawa dupa yang sudah dibakar.

Setelah sampai di depan kediaman tokoh reformasi tersebut peserta ruwatan kemudian duduk tepat berada di depan pintu gerbang.

Advertisement

Setelah digunting sedikit bulunya ayam pun dimasukkan lagi ke dalam sangkar berbeda yang di dalamnya sudah berisi ayam berwarna putih.

Selanjutnya sangkar ditutup dan disiram dengan air kembang setaman. Setelah itu ayam berwarna putih dikeluarkan dari dalam sangkar dan dimasukkan kembali. Sehingga satu sangkar  besar berisi dua ayam berwarna putih dan dan hitam.

“Ayam hitam itu kami umpamakan kesialan sedangkan putih kebaikan. Setelah kami mandikan atau ruwat. Harapannya bisa keluar menjadi putih atau kebaikan,” terang Agus Sunandar Korodinator Pametri seusai aksi di depan rumah Amein Rais.

Advertisement

Ia sengaja melakukan ruwat di depan rumah Amein Rais karena tokoh tersebut dinilai sudah mengingkari reformasi. Amien dinilai menjadi salah satu tokoh yang turut mempengaruhi terjadinya kemunduran demokrasi di Indonesia.

Tawari Bakso

Tak hanya itu sebenarnya, kata dia, aksi tersebut dilakukan sekaligus untuk memberikan contoh bahwa dalam setiap bentuk aksi tidak selalu harus anarkistis atau menganggu lingkungan. Sekaligus menjunjung tinggi adat istiadat yang harus dilestarikan di tengah masyarakat.

Advertisement

Pihaknya siap membantu sebagai pihak yang berada di ekstraparlementer jika pemerintah ke depan mendapatkan gangguan demi terciptanya kesejahteraan, ketentraman bagi bangsa Indonesia.

“Sekaligus kami mendoakan semoga para politisi  Senayan selalu berorientasi pada pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia,”
ujarnya.

Seusai aksi, salah seorang pria yang mengaku perwakilan dari pihak Amien Rais sempat menawari kepada para peserta ruwatan untuk memakan bakso terlebih dahulu. Tapi ditolak oleh para peserta ruwatan karena akan melanjutkan larungan di Sungai Code. “Silahkan makan bakso dulu, kami sudah menyiapkan,” ujar pria tersebut sembari menunjukkan gerobak tukang bakso di depan rumah mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif