Hafit Yudi Suprobo--harianjogja.com / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
Solopos.com, KULONPROGO -- Jumlah hotel dan restoran di Kulonprogo,DIY, yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) masih minim. Dari sekitar 150 hotel dan restoran di Bumi Binangun ini, baru 48 di antaranya yang sudah bergabunng.
Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Kulonprogo, Sumantoyo, mengatakan kondisi seperti itu dikhawatirkan dapat membuat usaha hotel dan restoran tak memiliki standardisasi pelayanan. Selain itu, hotel dan restoran non-anggota PHRI dirasa kurang siap menyambut wisatawan mancanegara seiring hadirnya bandara internasional.
"Dikhawatirkan usaha-usaha penunjang pariwisata tersebut tidak memiliki pemahaman terhadap standardisasi. Khususnya terhadap standar pelayanan bertaraf internasional bagi wisatawan mancanegara karena kurangnya kesadaran para pengusaha hotel dan restoran untuk bergabung ke dalam perhimpunan," ujar Sumantoyo, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Airasia Buka Lini Usaha Layanan Pesan Antar Makanan, Diantar Pakai Pesawat?
Baca juga: Airasia Buka Lini Usaha Layanan Pesan Antar Makanan, Diantar Pakai Pesawat?
Lebih lanjut, baik hotel maupun restoran yang ikut dalam keanggotaan PHRI nantinya disiapkan soal standardisasi dalam bidang pelayanan untuk usaha hotel dan restoran. Terlebih, dengan bergabung ke PHRI maka para pengusaha hotel maupun restoran akan mendapat bimbingan di bidang manajemen dan pengelolaan usaha.
Berdasarkan catatan dari BPC PHRI Kulonprogo, jumlah total usaha hotel di Kulonprogo ada 35 unit. Sementara itu, restoran mencapai lebih dari 110 usaha. Akan tetapi, dari jumlah tersebut baru 48 usaha yang tergabung di dalam PHRI Kulonprogo.
Baca juga: Tak Bawa Hasil Rapid Antigen, Belasan Pengendara di Kulonprogo Terjaring Razia
"Kalau pengusaha hotel atau restoran tidak menyiapkan diri khawatirnya mereka akan tersingkir. Terlebih, ketika penerbangan internasional sudah dibuka, wisatawan mancanegara kan terbiasa dengan standardisasi," ujar pria yang akrab disapa Mantoyo ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Kulonprogo, Joko Mursito menyatakan saat ini pihaknya bersiap membenahi sarana dan prasarana di beberapa destinasi wisata agar sesuai standar internasional.
Terlebih, hadirnya YIA memang diprediksi dapat menjadikan Kulonprogo sebagai destinasi wisata internasional. Apalagi, dengan didukung proyek Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.
Baca juga: Unik Banget! Ayam di Kulonprogo Ini Punya Tiga Kaki dan Dua Dubur
"Kami akan terus meningkatkan sarana dan prasarana agar kualitas pariwisata di Kulonprogo menjadi lebih baik. Sehingga diharapkan Kulonprogo siap untuk menyambut wisatawan mancanegara nantinya," kata Joko.