News
Rabu, 7 Maret 2012 - 16:00 WIB

BANK PLECIT: PKL Solo Jadi Sasaran Bank Plecit

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Tutut Indrawati)

SOLO–Pedagang kaki lima (PKL) di Solo menjadi sasaran pasar bank plecit. Para PKL mengaku kerap didatangi orang yang menawarkan pinjaman dengan bunga sangat tinggi, sampai hampir 7% per bulan.

Advertisement

Kondisi ini membuat mereka mengadu ke Pemerintah Kota Solo, saat dihelat forum SKPD di Balaikota, Rabu (7/3/2012).

PKL bengkel dan tambal ban di Jl Adisucipto, Marbandi, saat ditemui Solopos.com di lokasi setempat, Rabu mengatakan dirinya kerap didatangi bank plecit dan ditawari pinjaman. Pinjaman biasanya diberikan dalam jumlah kurang dari Rp5 juta dengan jangka waktu pembayaran hanya beberapa bulan.

“Saya pernah dua kali. Dipinjami Rp1 juta, harus dikembalikan selama 12 pekan, masing-masing Rp100.000. Ya, itu sangat memberatkan,” ungkap Marbandi.

Advertisement

Dengan skema pengembalian seperti itu, berarti Marbandi dikenai beban bunga Rp200.000 selama 12 pekan atau tiga bulan. Dengan kata lain, selama kurun waktu yang singkat tersebut dia dibebani bunga 20% atau 6,6% per bulan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Solo, Nur Haryadi menandaskan sebenarnya PKL tidak perlu meminjam uang ke bank plecit. Pasalnya, pihak dinas dan bank memiliki skema kredit yang ringan dan tanpa agunan untuk PKL. “Syaratnya hanya ada usahanya, dan usahanya itu kontinyu. Bukan usaha baru,” tegas Nur.

Dia menambahkan agunan tidak dibutuhkan untuk pinjaman kecil sekitar Rp5 juta atau kurang. Bunga yang diberlakukan pun sangat ringan hanya berkisar 1%-1,5% per bulan. Terkait hal itu, Nur mendorong kalangan PKL untuk aktif mencari informasi ke dinas. Lewat dinas, PKL bakal difasilitasi mengakses pinjaman perbankan, khususnya dari skema kredit untuk rakyat (KUR).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif